Dari sisi geopolitik, kata Heru, Gibran akan mendapat pelajaran besar dari kondisi Papua saat ini yang menjadi sorotan dunia internasional.
“Papua akan banyak menghasilkan bagaimana Gibran belajar mengelola isu perencanaan dan tindakan kaitannya dengan geopolitik. Ada beberapa potensi yang dihadapi di Papua, dan ke depannya mungkin menjadi sebuah kanal atau saluran konflik yang berakibat pada Indonesia,” lanjutnya.
“Ini garis umum bagaimana positioning Gibran akan dilatih, dididik berpikir geopolitik. Bagaimana hubungan dan isu Australia dan negara Melanesia yang di dalamnya ada Papua Nugini, Fiji, dan negara kepulauan lainnya,” tambah Heru.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan Gibran mengelola Papua akan menjadi bukti nyata kapasitasnya sebagai pemimpin muda, bukan hanya wakil presiden yang simbolik.
“Gibran akan menghadapi sebuah arena yang saya katakan ini menjadi kesimpulan, keputusan dan tindakan Gibran jika nanti sukses merangkum semua kegiatan di Papua, akan menjadi ring tinjunya dan itulah kemenangan Gibran sesungguhnya untuk menjadikannya tidak dikatakan sebagai Wapres yang tidak bisa apa-apa,” tandasnya.
Lebih dari itu, Heru menyebut Gibran pantas menerima mandat dari Prabowo karena penugasan ini sekaligus menguji dan mempersiapkan Gibran sebagai calon pemimpin masa depan.
“Kita justru melihat potensi sangat luar biasa bagi Gibran dan sepantasnya ia menerima mandat dari Prabowo. Karena jelas kesempatan ini justru secara tidak langsung adalah bom waktu buat Prabowo sendiri dalam potret lima sampai sepuluh tahun ke depan,” terangnya.
