FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu kembali memberikan perhatiannya pada kasus judi online (Judol) uang menyasar penerima bantuan sosial (Bansos).
Apalagi, PPATK dikabarkan menemukan sekitar setengah juta penerima bansos yang tercatat ikut terjerat judol.
"Negara dan rakyat dihancurkan oleh rezim Jokowi," kata Said Didu di X @msaid_didu (14/7/2025).
Ia menyinggung Menkominfo yang saat itu dijabat Budi Arie Setiadi dan disinyalir merupakan anak buah mantan Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Anas Urbaningrum, merespons temuan mengejutkan soal dugaan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang salah sasaran hingga masuk ke rekening pelaku judi online (judol).
Anas menyebut, praktik judi online yang menyasar kalangan ekonomi bawah dapat memperparah kondisi kemiskinan, baik dari sisi budaya maupun struktur sosial.
"Judol yang menyasar golongan miskin akan melestarikan kemiskinan, kultural dan struktural," ujar Anas di X @anasurbaninggrum (8/7/2025).
Dikatakan Anas, bukan hanya menguras uang rakyat kecil, namun judi online juga memicu mental malas dan ketergantungan pada angan-angan tanpa usaha.
"Karena bukan saja menyebabkan uang tersedot ke atas, tetapi juga mengawetkan budaya malas dan berharap pada mimpi," tegasnya.
Anas bahkan mengingatkan bahaya yang lebih besar jika aktivitas judol dibiayai lewat pinjaman online (pinjol).
"Apalagi jika judol bermodalkan pinjol, jelas makin mengerikan. Sungguh ini bahaya besar," lanjutnya.
Ia mendesak pemerintah mengambil langkah nyata untuk memberantas judi online secara menyeluruh.