FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Salah satu aktivis senior senior, Arief Poyuono memberi peringatan ke mantan Presiden Jokowi Widodo.
Peringatan yang diberikan oleh Arief Poyuono terkait respon Jokowi yang menyebut ada agenda besar politik dibalik polemik ijazah palsu dan pemakzulan Gibran.
Sebelumnya, Jokowi curiga ada agenda baesar dibalik dua isu panas yaitu ijazah palsu dan pemakzulan Gibran.
"Saya berperasaan, memang kelihatannya ada agenda besar politik, di balik isu-isu ijazah palsu, isu pemakzulan," kata Jokowi
Menurut dugaan Jokowi, salah satu motif dari agenda besar politik adalah untuk menurunkan reputasi politik.
"Ini perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-downgrade," ujar dia.
"Termasuk itu (isu pemakzulan) jadi ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres, saya kira ada agenda besar politik," ucapnya.
Merespon pernyataan tersebut, Arief Poyuono memperingatkan Jokowi agar tidak baper (Bawa Perasaan) dalam perpolitikan.
Sarannya, untuk mantan Presiden RI itu untuk menikmati hidupnya saat ini bersama keluarga.
Tidak perlu memberikan pernyataan sana sini, karena menurut Arief yang terbaik saat ini adalah diam.
“Dah bung Joko Widodo jangan baper politik,” tulisnya dikutip Selasa (15/7/2025).
“Nikmati saja hidup bersama keluarga engga perlu banyak omong, diam jauh lebih bagus. Biar waktu yang membuktikan,” terangnya.
Diketahui, isu ini mencuat kembali mulai 2022, memuncak pada Maret–April 2025 saat beberapa pihak mempertanyakan kemiripan font “Times New Roman” pada ijazah UGM Jokowi, meskipun font tersebut telah digunakan sejak 1931 dan dicetak secara tradisional, bukan komputer Windows 1992 seperti yang disalahpahami kritikers.
Pada 30 April 2025, Jokowi melaporkan beberapa pihak (termasuk Roy Suryo, Eggi Sudjana, Rismon Sianipar, Dr. Tifauzia Tyassuma, dan Kurnia) ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pencemaran nama baik.
(Erfyansyah/fajar)
