Heru Subagia: Pidato Jokowi di Kongres PSI Tandai Kemenangan Telak atas Polemik Ijazah

  • Bagikan
Jokowi - Kaesang

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, menyebut, kehadiran mantan Presiden Jokowi dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo bukan sekadar seremoni politik biasa.

Ia mengatakan momen tersebut sebagai pukulan telak terhadap polemik ijazah Jokowi yang sempat viral di ruang publik.

“Pidato politik Pak Jokowi di acara PSI, ini luar biasa dicermati berkaitan dengan polemik ijazah,” ujar Heru kepada fajar.co.id, Minggu (20/7/2025).

Heru menuturkan, langkah Jokowi tampil dalam panggung politik PSI adalah bentuk penguasaan terhadap panggung dan pengelolaan isu yang sangat rapi.

“Saya memastikan belanja politik Pak Jokowi, khususnya untuk polemiknya, selesai malam ini. Artinya, inilah permainan manajemen isu, konspirasi. Pada akhirnya kita bisa menyatakan Pak Jokowi adalah pihak yang telah sukses dan menang telak,” ucapnya.

Ia menggambarkan pidato Jokowi malam itu sebagai sesuatu yang beringas dan penuh semangat.

“Dalam konteks polemik ijazah Jokowi, pada acara itu Pak Jokowi sangat beringas, bahkan sepertinya sangat berapi-api menyatakan dirinya bergabung dan membesarkan PSI lahir dan batin. Dan, membesarkan PSI menjadi partai besar yang konon di tahun 2034 menjadi partai kuat dalam konteks politik nasional," tukasnya.

Heru menyebut Jokowi berhasil mengelola panggung orkestrasi politik di tengah derasnya isu tentang keaslian ijazahnya.

“Ini merupakan peristiwa yang sangat luar biasa, perlu dicermati secara seksama bahwa Jokowi telah berhasil mengelola panggung orkestrasi yang sangat dahsyat dalam konteks polemik ijazah Pak Jokowi yang hingga viral," Heru menuturkan.

"Nyaris 75 persen masyarakat Indonesia mengetahui bagaimana viralnya polemik dan pembicaraan dalam konteks perdebatan yang melibatkan para pihak yang saling saut menyaut," tambah dia.

Dibeberkan Heru, para pengkritik seperti Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma, Rismon, dan lainnya justru memberikan panggung yang menguntungkan bagi Jokowi.

“Mereka yang justru mengharapkan sebuah kejadian atau perilaku yang mengarahkan bagaimana seorang Jokowi, nyata-nyata mereka katakan sebagai pihak yang telah berbohong, merekayasa dan juga telah membuat drama-drama berkaitan polemik ijazah Pak Jokowi," imbuhnya.

Namun, menurutnya, justru Jokowi-lah yang keluar sebagai pemenang dari semua perdebatan itu.

“Dan pada akhirnya merekalah yang sebenarnya menjadi tim yang paling solid mengharapkan Pak Jokowi terpuruk, Jokowi mati suri dalam konteks secara pribadi, politik. Fakta membuktikan, justru sebaliknya. Wilayah-wilayah dan harapan yang menurut saya memojokkan Jokowi, ternyata justru menjadikan argumen-argumentasi yang menjatuhkan itu memberikan daya ledak, daya elektoral yang sangat fantastis hingga momen-momen dahsyat yang paling ditunggu-tunggu," jelasnya.

Kata Heru, Kongres PSI sebagai panggung yang dimanfaatkan Jokowi untuk kembali tampil dalam arena politik praktis.

“Acara PSI justru digunakan Jokowi untuk mendeklarasikan dirinya secara utuh masuk dalam dunia politik praktis, mendukung penuh dengan logo barunya," terang Heru.

Heru melihat bahwa seluruh polemik ijazah sebenarnya merupakan bagian dari strategi yang telah dikelola Jokowi dengan sangat cermat.

“Jadi bisa kita simpulkan dalam konteks menejemen dan kebahasaan isu-isu strategis terkait dengan wilayah dan persoalan ijazah Pak Jokowi ini sebenarnya menjadi bagian orkestrasi yang dikelola secara nyata, teratur, dan sangat apik. Hingga pada akhirnya melibatkan sebuah ruangan publik, perdebatan yang sangat seru pro-kontra dan sebagainya," tandasnya.

Lanjut Heri, sesi yang paling ditunggu adalah Jokowi menggunakan momen itu sebagai awal sejarah yang cukup fenomenal.

"Di mana Jokowi kembali lagi dalam dunia politik praktis, Jokowi secara jelas muncul kembali dengan keterlibatan menjadi bagian secara utuh dalam proses politik Partai Solidaritas Indonesia," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan