FAJAR.CO.ID -- Sulitnya lapangan kerja berkualitas dan tingginya angka pengangguran di Indonesia jadi sorotan media independen yang berbasis di Qatar, Al Jazeera. Di sisi lain, pemerintah terus membantah soal isu "Indonesia Gelap" yang digaungkan mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi, beberapa bulan lalu.
Pembukaan lapangan kerja baru menjadi tanggung jawab pemerintah yang belum terpecahkan dengan tuntas saat ini. Padahal, janji politik Wakil Presiden Gibran Rakabuming saat kampanye Pilpres 2024 lalu, sesumbar bisa membuka 19 juta lapangan pekerjaan.
"Hilirisasi pertanian, perikanan digital dan UMKM, kita lanjutkan pemerataan pembangunan yang tidak Jawasentris, kita genjot terus ekonomi kreatif dan UMKM. Kita ada 64 juta UMKM yang sumbang 61% untuk PDB kita jika 4 langkah bisa dipenuhi Insya Allah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan," klaim Gibran dalam pembukaan debat Cawapres, di Gedung JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023) lalu.
Faktanya, tingkat pengangguran pemuda di Indonesia saat ini masih sangat tinggi. Bahkan, media asing Al Jazeera menyebut tingkat pengangguran di Indonesia tertinggi di Asia.
Sorotan soal tingginya angka pengangguran di Indonesia menjadi laporan media Al Jazeera pada Jumat, 18 Juli 2025. Pemuda di Indonesia disebutkan bahwa saat ini kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Jaringan media yang berkantor pusat di Qatar itu mengambil data statistik pemerintah yang menyebut sekitar 16 persen dari 44 juta kaum muda Indonesia (berusia 15-24 tahun) tidak memiliki pekerjaan. Bahkan, angkanya salah satu tertinggi di Asia.
"Indonesia memiliki salah satu tingkat pengangguran pemuda tertinggi di Asia. Sekitar 16 persen dari 44 juta warga Indonesia usia 15-24 tahun tidak bekerja, menurut data pemerintah. Angka itu lebih dari dua kali lipat dibanding tingkat pengangguran pemuda di Thailand dan Vietnam," demikian petikan artikel bertajuk 'Indonesia has 44 million youths. It's struggling to get them jobs'.
Selain itu, optimisme kelompok pemuda terhadap kondisi ekonomi juga lebih rendah dibandingkan negara tetangga di ASEAN.
Survei yang dirilis oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura pada Januari lalu menunjukkan anak muda Indonesia memiliki pandangan yang jauh lebih pesimistis terhadap kondisi ekonomi dan pemerintahan dibanding anak-anak muda di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Berdasarkan survei tersebut, hanya sekitar 58 persen anak muda Indonesia yang menyatakan optimis terhadap rencana ekonomi pemerintah. Angka ini jauh di bawah rata-rata 75 persen dari enam negara tersebut.
Al Jazeera juga mengungkap kekecewaan anak muda itu, memuncak dalam aksi protes mahasiswa yang membentuk gerakan Indonesia Gelap pada Februari lalu.
Di tengah sorotan media mengenai tingginya angka pengangguran pemuda di Indonesia, Di tengah perhatian media asing, Presiden Prabowo Subianto justru menyebut angka pengangguran di Indonesia menurun.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengklaim angka pengangguran turun berdasarkan laporan terbaru dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, yang juga menyatakan bahwa jumlah kemiskinan di Tanah Air mutlak menurun.
“Kepala BPS lapor ke saya, angka pengangguran menurun, angka kemiskinan absolut menurun. Ini BPS yang bicara,” ucap Prabowo dalam acara penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025 di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu, 20 Juli 2025.
Meski isu "Indonesia Gelap" yang didengungkan para mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi telah lama berlalu, Prabowo tampaknya masih belum puas.
Prabowo kembali menyoroti tagar "Indonesia Gelap" yang beberapa waktu lalu menggema di media sosial. Dia menuding aksi Indonesia Gelap didanai oleh para koruptor yang ingin membuat bangsa merasa pesimis.
“Ini dibuat-buat, ini dibayar, oleh siapa? Oleh mereka yang ingin Indonesia selalu gaduh, Indonesia selalu miskin. Iya, koruptor-koruptor itu yang biayai demo-demo itu. Indonesia gelap, Indonesia gelap. Sorry ye, Indonesia cerah, masa depan Indonesia cerah,” ujar Prabowo.
Prabowo juga menggarisbawahi tren “Kabur Aja Dulu” yang juga sempat ramai dibahas oleh masyarakat. Dia mengatakan bahwa merantau ke luar negeri tidak semudah dan seindah yang dibayangkan.
“Indonesia gelap, kabur aja deh. Lu kabur aja lu. Emang gampang lu di situ (luar negeri). Di luar negeri, di mana lu? Lu dikejar-kejar di situ loh,” kata Prabowo.
Dia menuding aksi Indonesia Gelap didanai oleh para koruptor yang ingin membuat bangsa merasa pesimis.
Soal optimisme dan pesimisme pada kondisi saat ini yang berujung pada aksi "Indonesia Gelap", Al Jazeera juga mengutip hasil survei yang diterbitkan oleh ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura pada Januari 2025.
Hasil survei itu menyatakan pemuda di Indonesia menunjukkan sikap yang jauh lebih pesimis terhadap ekonomi dan pemerintah dibandingkan dengan anak-anak muda di Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Hanya terdapat sekitar 58 persen anak muda Indonesia yang merasa optimis terhadap rencana ekonomi pemerintah. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pemuda optimis di enam negara, yang mencapai 75 persen.
Al Jazeera juga menyoroti tagar Indonesia Gelap yang menimbulkan unjuk rasa massal pada Februari lalu. Kegelisahan demonstran yang sebagian besar mahasiswa itu meluap ke jalan, salah satunya untuk memprotes rencana pemerintah memangkas anggaran kementerian dan lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (pemda). (*)