Coca-Cola Ganti Resep Usai Dikritik Trump soal Gula Tebu, Pakar Nutrisi: Sama-sama Berdampak Buruk bagi Metabolisme Tubuh

  • Bagikan
Unggahan Trump yang diabadikan oleh Gedung Putih. (@WhiteHouse/X).

FAJAR.CO.ID -- Coca-Cola mengumumkan perubahan resep salah satu minuman paling ikonik di dunia. Usai dikritik Presiden AS Donald Trump soal penggunaan gula tebu, Coca-cola mengganti bahan pemanisnya.

Produsen merek minuman Coca-Cola mengumumkan tidak lagi menggunakan bahan pemanis dari sirup jagung fruktosa tinggi. Sebagai gantinya, pemanis Coca-Cola akan mengganti sirup jagung dengan gula tebu asli untuk pasar Amerika Serikat.

Presiden AS Donald Trump mendukung perubahan resep minuman ikonik dunia itu. Penggantian bahan pemanis Coca-Cola dari sirup jagung menjadi gula tebu juga bagian dari kampanye Make America Healthy Again yang dipelopori Menteri Kesehatan Robert F Kennedy Jr.

Mengutip BBC, pada Jumat 18 Juli 2025, Raksasa minuman soda kemasan Coca-Cola akan mengganti sirup jagung berfruktosa tinggi yang selama ini digunakan di pasar domestik Amerika Serikat (AS).

Donald Trump telah mengonfirmasi keberhasilan dalam pembicaraan langsung dengan raksasa minuman ringan tersebut.

"Saya telah berbicara dengan Coca-Cola tentang penggunaan gula tebu asli dalam Coke di Amerika Serikat, dan mereka telah setuju untuk melakukannya," ujar Trump dalam unggahan di media sosialnya.

Sebagai pecinta minuman Diet Coke, Trump menyebut langkah itu sebagai bentuk perbaikan besar.

“Ini akan menjadi langkah yang sangat baik dari mereka dan Anda akan lihat. Ini jauh lebih baik!” tulisnya di platform Truth Social.

Dilansir dari Daily Mail, Senin (22/7), Coca-Cola mengonfirmasi bahwa produk barunya dengan gula tebu akan diluncurkan musim gugur tahun ini di Amerika Serikat.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi inovasi perusahaan untuk memperluas portofolio merek dagang Coca-Cola dan memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen.

Isu penggunaan sirup jagung sebagai pemanis sudah lama menjadi sorotan penggiat kesehatan, termasuk Menteri Kesehatan AS, Robert F. Kennedy yang mengaitkan konsumsi berlebih pemanis buatan dan sirup jagung dengan meningkatnya kasus diabetes dan penyakit metabolik lainnya.

Sebelumnya, pengumuman ini lebih dulu dikabarkan oleh Donald Trump dan memantik pro-kontra di media sosial.

Meskipun banyak yang menyambut positif kabar ini, sejumlah ahli gizi menyampaikan kekhawatiran. Dokter Marion Nestle, ahli nutrisi dari Universitas New York menilai perubahan ini secara nutrisi tidak signifikan.

Menurutnya, baik gula tebu maupun sirup jagung fruktosa tinggi sama-sama mengandung glukosa dan fruktosa, serta dapat berdampak buruk pada metabolisme jika dikonsumsi berlebihan.

“Satu kaleng Coke ukuran 12 ons tetap mengandung 39 gram gula. Itu jumlah yang berlebihan,” ujarnya dikutip dari Daily Mail.

Dokter Nestle juga menambahkan bahwa reputasi buruk sirup jagung lebih karena murah dan sering digunakan dalam makanan ultra-proses.

Beberapa pakar bahkan memperingatkan bahwa perubahan ini dapat memperburuk krisis obesitas di AS karena masyarakat mungkin menganggap produk ini lebih sehat dan mengonsumsinya lebih sering.

Dalam laporan pendapatan kuartal kedua yang dirilis Selasa (22/7) pagi, Coca-Cola menyebut permintaan terhadap minuman rendah atau tanpa gula masih tinggi. Pendapatan perusahaan naik 2,5 persen menjadi USD 12,62 miliar (sekitar Rp 205,7 triliun), melampaui ekspektasi analis.

Namun, Coca-Cola juga menghadapi tantangan akibat tarif impor aluminium yang diberlakukan pemerintahan Trump yang kini meningkat hingga 50 persen.

Perusahaan menyatakan akan mempertimbangkan kemasan alternatif seperti botol plastik untuk mengatasi hal ini.

Meskipun digadang-gadang sebagai langkah lebih sehat, para ahli menegaskan bahwa yang terpenting tetaplah kesadaran dalam mengonsumsi tanpa berlebihan.

CEO Coca-Cola, James Quincey, dalam pernyataan kepada investor bulan April lalu, mengungkapkan komitmen perusahaan untuk terus mengurangi kadar gula dalam produk mereka. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan