Dalam kepercayaan Hindu, Gunung Kailash diyakini sebagai kediaman Dewa Siwa, sedangkan umat Buddha meyakini bahwa itu adalah pusat alam semesta, tempat tinggal Buddha Demchok.
Tak heran, para peziarah dari seluruh dunia melakukan ritual mengelilingi gunung ini (kora) sejauh 52 kilometer, percaya bahwa satu putaran bisa menghapus dosa seumur hidup.
Meski tidak boleh didaki, Gunung Kailash terus menjadi magnet spiritual, pusat ziarah dan perenungan, serta teka-teki besar yang menantang sains dan keyakinan manusia.
Apa Itu Gunung Kailash?
Gunung Kailash adalah sebuah puncak setinggi 6.638 meter yang terletak di Tibet barat, dekat dengan Danau Manasarovar.
Berbeda dari gunung-gunung tinggi lain di Himalaya, Gunung Kailash tidak pernah didaki manusia hingga hari ini.
Namun bukan karena medannya yang sulit melainkan karena alasan spiritual dan mistis yang dipercaya oleh jutaan orang dari berbagai agama.
Gunung Paling Suci di Dunia?
Gunung Kailash dianggap suci oleh empat agama besar:
- Hindu: Diyakini sebagai tempat tinggal Dewa Siwa.
- Buddha: Dikenal sebagai Gunung Meru, pusat alam semesta.
- Jain: Tempat Moksha pertama Tirthankara Rishabhanatha.
- Bon (agama kuno Tibet): Gunung suci sejak ribuan tahun lalu.
Karena kesuciannya, masyarakat setempat melarang pendakian ke puncaknya.
Mengapa Gunung Kailash Tidak Boleh Didaki?
Sejumlah ekspedisi dan pendaki legendaris sebenarnya pernah berniat mendaki. Salah satunya adalah Reinhold Messner, yang kemudian menolak karena alasan spiritual dan etika budaya.
Pemerintah Tiongkok pernah memberi izin khusus pada 1980-an, namun dibatalkan karena desakan komunitas religius dan kepercayaan bahwa pendakian akan membawa kutukan.
Bahkan ada kepercayaan bahwa orang yang mencoba mendaki akan mengalami nasib buruk atau kematian misterius.
Ritual Kora: Ziarah Mengelilingi Kailash
Meskipun tidak boleh didaki, jutaan peziarah dari seluruh dunia melakukan ritual Kora, yaitu mengelilingi Gunung Kailash sejauh 52 km.