FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat Medsos, Jhon Sitorus, menyebut bahwa klarifikasi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, soal data pribadi warga Indonesia dikelola Amerika Serikat (AS) sebuah blunder.
"Malah jadi blunder, yang namanya transfer data pribadi, tidak mungkin hanya sekadar bertukar data saja," kata Jhon di X @jhonsitorus_19 (24/7/2025).
Dikatakan Jhon, besar kemungkinan data pribadi itu akan digunakan, disebarluaskan, dan dipakai untuk kepentingan mereka.
"Apalagi Amerika negara yang jelas-jelas merencanakan secara matang sebelum bertindak, tidak mungkin mereka mau rugi," ucapnya.
"Hasan Hasbi sebenarnya dilibatkan ga sih secara langsung di kabinet? Klarifikasinya malah bikin gaduh mulu," tandasnya.
Terpisah, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, meluruskan kabar yang beredar terkait pengelolaan data pribadi warga Indonesia oleh Amerika Serikat usai adanya kesepakatan tarif resiprokal antara kedua negara.
Hasan menegaskan bahwa perlindungan terhadap data pribadi tetap berada dalam kendali penuh pemerintah Indonesia.
"Kita sudah punya perlindungan data pribadi, dan perlindungan data pribadi. Ini dipegang oleh pemerintahan kita,” kata Hasan Nasbi dalam pernyataannya dikutip pada Kamis, siang.
Ia juga menekankan bahwa tidak ada campur tangan negara lain dalam pengelolaan data warga Indonesia.
Koordinasi intens telah dilakukan bersama pihak-pihak terkait, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
"Kalau soal pengelolaan data, kita masing-masing. Saya sudah koordinasi sama Pak Menko Airlangga yang jadi leader dari negosiasi ini,” lanjut Hasan.