FAJAR.CO.ID — Media sosial kembali diramaikan oleh istilah baru yang menyentuh hati jutaan perempuan, khususnya para ibu.
Istilah itu adalah “Flamingo Era”, sebuah metafora indah tentang perjuangan dan kebangkitan seorang ibu setelah kehilangan sebagian dirinya selama proses pengasuhan.
“Flamingo Era” pertama kali viral lewat video TikTok dari akun @aggeeemmmm yang memperlihatkan transformasi tiga orang ibu dari kondisi lelah dan kusut di awal masa pengasuhan, menjadi lebih segar, kuat, dan bahagia lima tahun kemudian.
Video tersebut sukses menyentuh emosi warganet dan langsung menyebar luas di berbagai platform.
Istilah ini merujuk pada kebiasaan burung flamingo. Saat menyusui dan merawat anaknya, bulu flamingo betina kehilangan warna merah muda cerahnya dan menjadi kusam atau putih, karena seluruh energi dan nutrisinya diberikan untuk sang anak.
Namun setelah masa itu berlalu, warnanya akan kembali seperti simbol seorang ibu yang akhirnya menemukan kembali dirinya setelah melalui masa-masa sulit.
Fenomena ini begitu relevan dengan kehidupan banyak ibu di dunia nyata. Dalam fase awal menjadi orang tua, banyak perempuan mengorbankan waktu, tenaga, bahkan penampilan demi merawat buah hati. Mereka melewati hari-hari panjang tanpa tidur cukup, makan terburu-buru, hingga berhenti merawat diri.
Komentar warganet pun menunjukkan betapa banyak ibu yang merasa sedang berada di fase “flamingo kusam”.
“Anakku baru 10 bulan, dan aku belum sempat potong rambut sejak melahirkan,” tulis warganet.
“Masih di fase daster dan eyebag, tapi yakin akan kembali cerah suatu hari,” tambah lainnya.
Seiring waktu, ketika anak mulai tumbuh dan lebih mandiri, para ibu mulai memiliki waktu untuk diri sendiri.
Mereka mulai kembali memperhatikan penampilan, mengejar impian yang tertunda, hingga membangun kepercayaan diri yang sempat hilang.
Itulah makna dari “Flamingo Era”: fase bangkit, pulih, dan menyadari bahwa ibu tetap berhak bahagia dan menjadi versi terbaik dirinya, tanpa meninggalkan peran sebagai pengasuh.