FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Penyerangan lima kampus ternama di kota Makassar berbuntut panjang. Selain teror hingga undangan perang terbuka, beredar juga pesan ancaman berantai di grup WhatsApp.
Warga dan civitas akademik pun diminta untuk tetap berhati-hati dalam situasi ini. Mereka diharapkan tidak terprovokasi meskipun ada riak-riak yang terjadi.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana menyebut, pihaknya telah mengantongi identitas Orang Tak Dikenal (OTK) yang melakukan penyerangan tersebut.
"Sudah ada informasi yang masuk ke kami (identitas pelaku), masih dilakukan penyelidikan terkait hal tersebut, kami masih memantau pergerakan orang orang tersebut, dari CCTV," kata Arya, Sabtu (26/7/2025).
Hanya saja, kata Arya, pihaknya baru akan melakukan penangkapan jika informasi tersebut telah terverifikasi oleh petugas di lapangan.
"Jadi informasi ini tidak bisa kita melakukan, seperti grup tertentu melakukan ini (penyerangan) itu langsung melakukan penangkapan tanpa konfirmasi tentang detail indentitasnya," ucapnya.
"Itu tidak bisa dilakukan karena menyangkut dengan detail dari informasi terhadap pelaku pelaku tersebut," tambah Arya.
Arya bilang, sebelum melakukan penangkapan, mesti dilakukan terlebih dahulu pengumpulan alat bukti, keterangan saksi, dan seterusnya.
"Sehingga harus konfront dulu siapa yang melakukan dan ada saksinya siapa pelakunya. Dan tentunya kita akan melakukan tindakan tegas," tandasnya.
Sebelumnya, meskipun telah diwanti-wanti Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, nampaknya masyarakat masih kurang percaya mengenai tindakan tegas terhadap pelaku kriminal.
Bagaimana tidak, setelah geng motor meresahkan melumpuhkan lima korban dengan menggunakan parang dan busur, disusul serangan kelompok orang tak dikenal (OTK) di sejumlah kampus ternama.
Berdasarkan informasi yang didapatkan fajar.co.id, sedikitnya empat kampus swasta dan satu kampus negeri menjadi sasaran penyerangan OTK pada Kamis (23/7/2025) kemarin.
Teralihnya perhatian ke Peresmian Rumah Sakit (RS) Universitas Negeri Alauddin (UIN) Makassar yang dihadiri Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar pun dimanfaatkan dalam penyerangan ini.
Mereka menyerang di kampus yang berdiri di Jalan Sultan Alauddin, Jalan Pendidikan, Jalan Urip Sumoharjo, hingga kampus yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Meskipun beberapa kampus berdiri tidak jauh dari kantor Polisi, kelompok OTK tidak gentar melakukan aksinya.
Bahkan, di dekat Pos Polisi Fly Over, Jalan AP Pettarani, kelompok OTK tersebut memasang spanduk berukuran panjang bertuliskan undangan perang.
Menurut kabar beredar, mereka memiliki misi balas dendam karena dua rekannya (sebelumnya ditulis salah satu) diduga menjadi korban penikaman.
Hanya saja, informasi tersebut masih terus didalami kebenarannya.
Pengamat Hukum Pidana UIN Makassar, Dr. Rahman Syamsuddin menegaskan, Kapolrestabes Makassar harus segera menunjukkan ketegasannya dalam kasus ini.
"Kalau saya melihat sebenarnya di sinilah perlu ketegasannya Kapolrestabes Makassar," kata Rahman, Jumat (25/7/2025).
Dikatakan Rahman, terkesan ada upaya pembiaran terhadap penyerangan yang meresahkan warga kota Makassar itu.
"Kesannya, ada pembiaran. Kalau saya, kalau begini modelnya Kapolda harus ambil sikap, apalagi ini masih dalam wilayahnya juga," ucapnya.
"Kenapa kejadian itu berulang-ulang, karena pelaku ini merasa tidak ada hambatan, menghalangi, atau tindakan kepada dirinya," tambahnya.
Ia kemudian menarik satu contoh di salah satu kampus di Jalan Sultan Alauddin. Baginya, Polisi yang berkantor tidak jauh dari kampus harus bergerak cepat melakukan penyidikan.
"Sebenarnya di situ kan dekat Polsek iya kan? Harusnya Polsek itu ketika ada laporan dari pihak kampus terjadi hal itu, langsung turun ke lapangan," sesalnya.
"Jangan membiarkan begitu saja. Akhirnya sekarang justru bukan lagi masyarakat yang ditakuti, tapi dunia kampus. Ditakut-takuti dengan premanisme yang masuk ke lingkungannya," sambung dia.
Rahman bilang, pendekatan yang dilakukan Kepolisian sejauh ini belum membuahkan efek jera bagi pelaku kriminal jalanan ataupun premanisme.
"Ini istilahnya kalau dibiarkan terus, kondisi Makassar semakin mencuat. Soal tembak di tempat juga, sebenarnya sudah mendapat dukungan, nah ini kita butuh aksi nyata dari Kapolrestabes. Ini yang tidak jalan menurut saya," kuncinya.
(Muhsin/fajar)