FAJAR.CO.ID, JAKARTA --Timnas Indonesia U-23 dan Timnas Vietnam U-23 akan mengulang pertemuan puncak Piala AFF U-23 2025, setelah pada edisi 2023 lalu juga bentrok di final.
Bagi Timnas Indonesia U-23, partai Final Piala AFF U-23 2025 ini tentu saja bisa menjadi ajang balas dendam. Itu karena dua tahun sebelumnya, Garuda Muda dipaksa menyerah.
Saat itu, Garuda Muda harus menyerah dari Vietnam lewat drama adu penalti 5-6 setelah bermain imbang 0-0 di waktu normal. Momen yang sama kini akan terulang. Vietnam dan Indonesia kembali dipertemukan di partai puncak.
Menghadapi partai final ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berharap cerita berbeda terukir. Ia meminta skuad asuhan Patrick Kluivert untuk bermain lebih tegas, kuat, dan penuh determinasi.
“Kalah di (AFF U-23) 2023 waktu lawan Thailand juga karena terlalu soft,” ucap Erick Thohir saat ditemui usai menyaksikan langsung laga semifinal melawan Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno, dilansir jawapos, Minggu (27/7).
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN ini menegaskan bahwa maksud dari permintaan "kasih keras" bukanlah bermain kasar atau dengan niatan mencederai lawan.
Menurut Erick, yang dibutuhkan adalah mental bertarung yang tinggi, sikap kompetitif, dan semangat pantang menyerah dari menit pertama hingga peluit panjang berbunyi.
“Soalnya ini laga bentuk pola permainan yang memang mungkin sangat berbeda dengan sebelumnya. Tapi ya, intinya semua pilihan permainannya,” tegasnya.
Erick juga menilai bahwa kekompakan tim, kerja sama antarpemain, serta fokus pada instruksi pelatih akan jadi kunci utama untuk menaklukkan Vietnam. Terlebih lagi, kemenangan di final nanti bisa menjadi modal besar menjelang Kualifikasi Piala Asia U-23 di Arab Saudi serta SEA Games 2025.
Arkhan Masih Diharapkan, Toni Sulit Pulih Cepat
Masalah fisik masih menghantui dua pemain penting Garuda Muda jelang partai puncak. Gelandang Arkhan Fikri dan bek muda Toni Firmansyah absen saat semifinal melawan Thailand. Namun ada sedikit harapan bagi Arkhan untuk bisa tampil di final.
“Saya berharap salah satu dari mereka bisa kembali bermain. Arkhan punya peluang, Toni lebih berat,” ungkap Asisten Pelatih Frank Wormuth saat dikonfirmasi usai latihan resmi, Sabtu (26/7).
Arkhan sempat terserang flu jelang semifinal, tetapi kondisinya kini mulai membaik. Ia sudah mengikuti pemulihan intensif dan dinyatakan membaik oleh tim medis. Sementara Toni masih dalam tahap rehabilitasi cedera yang didapat saat melawan Timor Leste.
“Dia belum pulih benar, kita lihat nanti jelang final,” sambung Wormuth.
Meski tidak dalam kekuatan penuh, Wormuth tetap mengapresiasi perjuangan anak-anak muda yang tampil heroik saat semifinal. Menurutnya, kemenangan atas Thailand menjadi pembuktian karakter kuat pemain Indonesia.
“Kemenangan penting, kami akan menganalisis ulang untuk laga berikutnya,” tuturnya.
Dengan atmosfer panas final yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (27/7), harapan publik pecinta sepak bola Tanah Air kini tertuju pada semangat juang para punggawa muda Indonesia. Mampukah mereka menuntaskan dendam lama atas Vietnam dan membawa pulang trofi bergengsi ASEAN? Semua akan terjawab dalam 90 menit yang menentukan.
Striker muda Indonesia, Jens Raven, menjadi sorotan utama menjelang laga final. Sepanjang turnamen, ia tampil impresif dan kini memuncaki daftar pencetak gol terbanyak dengan koleksi tujuh gol. Jumlah itu jauh melampaui pencapaian top scorer dalam empat edisi sebelumnya, yang maksimal hanya mengemas tiga gol.
Dengan torehan tersebut, Raven berpeluang besar mencetak sejarah sebagai top scorer terbanyak dalam satu edisi Piala AFF U-23. Meskipun beberapa nama seperti Nguyen Hieu Minh dan Nguyen Dinh Bac dari Vietnam serta Yotsakorn Burapha dari Thailand masih punya peluang mengejar dengan masing-masing dua gol, kecil kemungkinan mereka bisa menyalip Raven mengingat pertandingan tersisa tinggal final dan lawan yang dihadapi memiliki pertahanan solid.
Namun, kondisi fisik Jens Raven menjadi perhatian jelang laga penting ini. Ia bersama Arkhan Fikri dan Toni Firmansyah tengah dipantau oleh tim medis karena mengalami gangguan kebugaran yang bisa membuat mereka absen di partai final.
Vietnam Bidik Gelar Ketiga Beruntun
Di sisi lain, Vietnam datang ke final dengan ambisi besar. Mereka berpeluang menjadi tim pertama yang mencatat hattrick juara di ajang Piala AFF U-23. Setelah menjadi kampiun pada dua edisi sebelumnya – termasuk kemenangan atas Indonesia di 2023 – Vietnam ingin kembali mengukuhkan dominasinya di level usia muda Asia Tenggara.
Jika sukses mengangkat trofi ketiga secara beruntun, hal itu akan menjadi tonggak penting dalam sejarah turnamen serta bukti konsistensi program pengembangan usia muda sepak bola Vietnam yang selama ini dikenal solid dan sistematis.
Duel Bersejarah di GBK
Indonesia dan Vietnam telah menunjukkan permainan berkualitas tinggi sejak babak penyisihan grup. Atmosfer pertandingan dipastikan memanas, apalagi Indonesia akan tampil di kandang sendiri dengan dukungan penuh suporter di SUGBK.
Di sisi lain, Vietnam datang dengan pengalaman dan mental juara.
Pertarungan kali ini bukan sekadar memperebutkan trofi, tetapi juga ajang pembuktian – baik secara individu seperti Jens Raven yang sedang mendekati rekor gol terbanyak, maupun secara kolektif bagi Vietnam yang bisa menorehkan sejarah sebagai tim dengan gelar beruntun terbanyak.
Laga final yang berlangsung di hadapan puluhan ribu penonton ini diharapkan menjadi puncak yang spektakuler dan menghadirkan tontonan sepak bola terbaik dari dua negara dengan tradisi kuat di kawasan ASEAN. (fajar)