FAJAR.CO.ID -- Polda Metro Jaya telah merampungkan pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39). Namun, masih banyak misteri di balik kematian sang diplomat dengan cara mengenaskan itu.
Masih banyaknya misteri yang belum terpecahkan di balik kematian Arya Daru Pangayunan membuat banyak spekulasi dan analisis. Termasuk soal telepon seluler Arya Daru yang belum juga ditemukan hingga saat ini.
Mantan pimpinan KPK sekaligus pakar hukum, Bambang Widjojanto (BW) punya 3 teori terkait misteri kematian Arya Daru Pangayunan yang belum terpecahkan. Dia menilai ada indikasi kuat Arya Daru meninggal tak wajar, alias menjadi korban pembunuhan yang direncanakan.
BW memaparkan analisis atau teori pembunuhan Arya Daru Pangayunan dan tiga motif besar yang menurutnya perlu ditelusuri aparat melalui kanal Youtube miliknya.
Dilansir dari Radar Solo, ketiga motif dugaan pembunuhan berenvana menggambarkan adanya kekuatan besar di balik kasus ini. Kekuatan besar itu yang mungkin berusaha membungkam sesuatu.
"Kalau hipotesisnya atau teorinya yang dikembangkan adalah dia dibunuh ya. Dengan yang tadi disebut dengan locker room itu karena kan pasti ada motif kan," ujar BW.
Tiga Teori Dugaan Pembunuhan Arya Daru versi BW:
- Rahasia Bernilai Tinggi dan Hilangnya Ponsel Korban
Dari misteri kematian Arya Daru yang belum juga terungkap setelah beberapa hari perisitiwa ditemukan tewas di kamar indekosnya, Bambang Widjojanto mengungkapkan dugaan Arya menyimpan informasi rahasia dengan nilai strategis yang dapat mengguncang jika terungkap.
Arya menilai, rahasia tersebut menjadi alasan mengapa nyawa diplomat muda itu terancam.
Selain itu, hilangnya ponsel pribadi Arya menjadi tanda tanya besar.
Apakah ponsel itu benar-benar hilang atau sengaja dihilangkan untuk menghapus jejak bukti?
BW menegaskan, fakta ini tidak bisa diabaikan karena berpotensi menunjukkan adanya rekayasa kasus.
"Hilangnya itu memang benar hilang atau dihilangkan. itu bagian yang pertama adalah makanya ada power dynamic itu kayak gitu ada rekayasa," papar dia.
- Mengetahui Skandal atau Kejahatan Pejabat
Motif kedua yang diungkap BW adalah kemungkinan Arya mengetahui kejahatan serius atau skandal besar yang melibatkan pejabat.
Informasi sensitif tersebut bisa berasal dari lingkup internal Kementerian Luar Negeri atau institusi lain yang terkait.
Sebagai diplomat muda dengan rasa ingin tahu tinggi, Arya mungkin secara tidak sengaja menemukan informasi yang seharusnya tidak diketahui publik.
Kondisi ini bisa menjadikannya target untuk dibungkam demi melindungi pihak tertentu.
"Kelakuan pejabat, bisa pejabat di deparlu (Departemen Luar Negeri). Bisa di tempat lain," imbuh mantan pimpinan KPK itu.
- Dianggap Sebagai Agen Intelijen
Hipotesis terakhir yang diungkap BW terdengar paling ekstrem sekaligus berbahaya.
Arya diduga dianggap sebagai agen intelijen oleh pihak tertentu, sehingga keberadaannya dianggap mengancam.
Meski usianya masih muda, dalam dunia intelijen yang sarat intrik, kemungkinan semacam ini tetap harus diperhitungkan.
“Kalau melihat latar belakangnya, agak enggak masuk akal ya,” kata BW.
BW menegaskan, ketiga motif ini tidak boleh diabaikan dalam penyelidikan.
Ia mendesak aparat penegak hukum untuk menggunakan pendekatan ilmiah dan mengungkap kebenaran di balik kematian Arya Daru Pangayunan.
Sementara itu, Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Truly Sohumuntal Simanjuntak mengatakan, hasil pemeriksaan Labfor sudah keluar, tetapi disampaikan saat release resmi nantinya. Saat ini, penyidik masih melakukan sinkronisasi alat bukti untuk memastikan fakta utuh dalam kasus ini.
"Ditreskrimum Polda Metro Jaya tengah mengumpulkan dan mencocokkan seluruh alat bukti yang berkaitan dengan kematian Arya Daru. Langkah ini penting sebelum hasil akhirnya diumumkan ke publik," kata AKBP Reonald Truly Sohumuntal Simanjuntak di Polda Metro Jaya, Jumat (25/7).
Saat Arya Daru ditemukan tewas di kamar indekosnya di Gondia Guest House yang terletak di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada pada Senin (8/7/2025), lakban kuning itu dililit di kepala dan wajah Arya Daru. Sebelum dililit lakban, wajah Arya Daru terlebih dahulu ditutupi plastik.
Sisa lakban masih ada di sekitar jasad Arya Daru. Polisi telah memeriksa DNA dan sidik jari pada lakban tersebut. Dari hasil pemeriksaan, hanya DNA dan sidik jari Arya Daru yang ditemukan polisi.
Selimut menutup sebagian tubuh Arya Daru. Dia juga mengenakan pakaian berbeda dari yang terekam CCTV terakhir.
Soal siapa pemilik lakban kuning kuning tersebut, terungkap dari penuturan Meta Ayu Puspitantri, istri Arya Daru. Menurut Meta Ayu, suaminya sendiri yang membeli lakban kuning tersebut saat berkunjung ke rumah keluarga di Yogyakarta.
Selain membawa lakban kuning ke indekosnya di Jakarta, Arya Daru juga menyimpan gulungan lakban serupa di rumahnya di Yogyakarta.
"Menurut keterangan Meta, lakban kuning itu memang dibeli oleh korban di salah satu tempat dunia hiburan di Yogyakarta," beber AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (26/7/2025)
Gulungan lakban yang ada di rumah Arya Daru sudah dibawa ke Jakarta untuk dicocokkan dengan lakban yang ditemukan dililit di kepala sang diplomat. Penyelidik akan menyesuaikan atau melakukan pencocokan.
Peruntukan Lakban Kuning
Lakban warna kuning mencolok ternyata sering digunakan oleh pegawai lingkungan Kemlu. Rekan kerja maupun atasan Arya di Kemlu juga sering menggunakannya saat akan bertugas ke luar negeri.
Fungsi lakban sebagai penanda bagasi agar mudah dikenali di bandara tujuan. Warnanya yang mencolok dinilai lebih memudahkan untuk mengenali barang bagasi.
Saat ini, polisi masih mendalami motif di balik kematian Arya Daru Pangayunan meski hasil labfor telah tuntas. Kematian Arya Daru masih mengundang kecurigaan dan spekulasi. (*)