FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksaan program Sekolah Rakyat yang sudah mulai berjalan di berbagai daerah, tampaknya mengalami hambatan-hambatan di awal perjalanannya.
Salah satunya terkait dengan tenaga pendidik atau guru yang akan mengabdi pada sekolah rakyat tersebut. Meski Sekolah Rakyat diketahui baru berjalan dua pekan terakhir, namun guru yang mengabdi di sekolah tersebut malah ramai-ramai mundur.
Jumlah guru yang memilih mengundurkan diri sebagai pengajar di sekolah rakyat tidak sedikit. Hingga saat ini, laporan menyebutkan sudah ada setidaknya 160 guru yang ramai-ramai mengundurkan diri.
Adanya ratusan guru pada Sekolah Rakyat yang memilih ramai-ramai mundur itu dibenarkan Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf. Kendati begitu, dia tidak merinci dan menjelaskan yang menjadi pemicu atau alasan sehingga para guru tersebut memilih mengundurkan diri.
Karena itu, Saifullah Yusuf menegaskan Kementerian Sosial (Kemensos) tengah menyiapkan pengganti 160 guru yang mundur dari Sekolah Rakyat, yaitu dengan mengambil dari tenaga pendidikan profesi guru.
"Kami sudah proses dan insyaallah penggantinya sudah ada," kata Mensos Saifullah Yusuf di Jakarta, Senin (28/7).
Dia juga mengatakan, Kemensos tetap menghargai keputusan para guru yang mengundurkan diri dan membuka kesempatan bagi para tenaga pendidik yang lain untuk berkontribusi memberikan masa depan lebih layak bagi anak-anak miskin dan miskin ekstrem.
"Kami sudah proses kembali untuk membuka kesempatan kepada yang lain, karena masih ada ribuan guru yang belum penempatan, terutama mereka yang sudah proses mengikuti pendidikan profesi guru," ujar Gus Ipul, sapaan Mensos Saifullah Yusuf.