FAJAR.CO.ID -- Kepingan puzzle kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan, satu per satu dirangkai penyelidik kepolisian. Fakta terbaru, polisi menyelidiki jejak komunikasi Arya Daru via aplikasi WhatsApp yang terhubung ke laptopnya.
Telepon seluler yang kerap digunakan Arya Daru sampai saat ini belum ditemukan. Berbagai macam spekulasi pun mencuat dari hilangnya ponsel tersebut.
Ada spekulasi yang menyebut ponsel tersebut sengaja dihilangkan, untuk mengaburkan atau menghilangkan jejak komunikasi korban. Namun, polisi masih menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab kematian diplomat Arya Daru.
Polisi hingga saat ini masih terus berupaya mengungkap penyebab kematian diplomat muda Kemlu, Arya Daru Pangayunan (39). Arya Daru ditemukan tewas dengan kondisi kepala dililit lakban kuning di kamar indekosnya di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) lalu.
Lakban kuning itu melilit rapat kepalanya. Penjelasan polisi, hampir tak ada celah pada lakban yang menutupi wajah dan kepalanya itu. Ketatnya lakban itu juga dapat dilihat dari lilitan yang membentuk kepala Arya Daru
Posisinya saat ditemukan terbaring di atas tempat tidur. Selimut menutupi setengah badannya. Tangan kanan Arya berada di kasur. Sementara tangan kirinya berada di perutnya. Sisa lakban itu masih ada di samping kepala korban saat ditemukan.
Pakaian yang dikenakan saat ditemukan sudah tewas adalah kaus biru tua dan celana pendek hitam. Selimut menutupi setengah tubuhnya.
Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonal Simanjuntak, memastikan polisi akan mengungkap semua fakta terkait kematian diplomat Kemenlu, Arya Daru Pangayunan, pada Senin (28/07/2025).
Temuan baru berupa jejak komunikasi via WhatsApp yang terkoneksi dengan ponsel Arya Daru yang hilang, akan memudahkan proses penyelidikan.
"HP itu (yang hilang) memang digunakan korban untuk berkomunikasi dengan keluarga dan rekannya,” ujarnya.
Reonal Simanjuntak mengatakan, penyelidik melibatkan sejumlah ahli untuk mengungkap penyebab kematian Arya Daru. Termasuk mendeteksi dan menganalisis isi ponsel Arya Daru yang hilang tetapi terhubung dengan laptopnya.
Penyelidik masih terus menyinkronkan alat-alat bukti yang diperoleh untuk membuat sebuah kesimpulan penyebab dan motif kematian Arya Daru. "Jika ada satu saja puzzle yang hilang, penyelidik tidak bisa membuat kesimpulan,” katanya.
Ponsel Arya Daru Pangayunan tidak ditemukan di kamar indekosnya di Gondangdia. Ponsel milik Arya Daru diduga sudah tidak aktif sejak 7 Juli pukul 21.00 WIB.
Fakta tersebut sesuai pernyataan istri Arya Daru yang menyebut sulit menelepon suaminya sejak pulang dari mal. Meski fisik ponsel belum ditemukan, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengatakan jejak Arya bisa dilacak dari system mobile station dan dicocokkan dengan 20 Closed Circuit Television (CCTV).
Ketua Harian Kompolnas Republik Indonesia (RI) Arief Wicaksono, menyebut perkiraan letak ponsel Arya Daru dinyatakan hilang atau off yaitu pada saat korban selesai belanja dari Grand Indonesia (GI) dan menuju kantor Kemlu RI di Pejambon, Jakpus.
"Hilangnya atau off-nya itu adalah ketika almarhum sudah termonitor habis belanja di GI kemudian nyegat taksi, kemudian meluncur ke kantornya yang bersangkutan yaitu di Pejambon," ujar Arief. (*)