FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKB) Anas Urbaningrum angkat suara.
Terkait fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) dan Rombongan Hanya Nanya (Rohana).
“Pasangan baru Rojali-Rohana tidak boleh dianggap sebagai candaan,” kata Anas dikutip dari unggahannya di X, Senin (27/7/2025).
Menurutnya, hal tersebut sesuatu yang serius. Menandakan ekonomi rakyat butuh perhatian.
“Ini adalah penanda bahwa keadaan ekonomi rakyat musti makin mendapatkan perhatian serius,” ujarnya.
Ia pun menyentil pemerintah, agar tidak tinggal diam. Tapi bergerak melakukan terobosan.
“Kebijakan-kebijakan terobosan yang bersifat “afirmatif” perlu ditempuh oleh Pemerintah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia Bank Indonesia (BI) juga turut merespons fenomena ini. Itu diungkapkan akun Instagram resminya.
"Kebijakan BI menurunkan BI-Rate, memberi ruang agar konsumsi dan investasi bisa kembali bergerak, yakni dari Januari 2025 Turun 25 bps menjadi 5,75%, kemudian Mei 2025 Turun 25 bps menjadi 5,5% dan Juni 2025 Turun 25 bps menjadi 5,25%," tulis BI di Instagramnya, Senin (26/7/2025).
Itu, dinilai diharapkan busa menggerakkan dunia usaha.
"Ketika suku bunga acuan turun, bank bisa mendapatkan atau menghimpun dana dengan biaya yang lebih rendah atau biasa disebut penurunan biaya dana (cost of fund)," tulis BI.
Fenomena ini sering banget dibahas di kalangan penjual karena berkaitan langsung dengan pengalaman sehari-hari mereka dalam menghadapi calon pembeli.
Meski terdengar lucu, dua istilah ini menyimpan keluhan nyata para pelaku usaha.