Diyakini Rekayasa, Pakar Digital Forensik Komentari Reuni Mendadak di UGM: Alumni Bukan Berarti Lulus Kuliah

  • Bagikan
Reuni Fakultas Kehutanan UGM yang disebut mendadak dan tidak transparan.

Ia juga menyebut kejanggalan dalam acara tersebut justru menambah rasa penasaran publik.

"Justru publik dan Barisan Intelijen Netizen tanpa bayaran semakin penasaran untuk mencari tahu. Terendus oleh polisi cyber tanpa seragam ada beberapa alumni palsu," ungkapnya.

Dikatakan Bangun, kehadiran nama-nama yang diduga bukan alumni memperkuat dugaan soal keaslian ijazah Jokowi.

"Ini justru menghibur sekaligus makin menguatkan keyakinan publik atas kepalsuan ijazah Joko Widodo sendiri," Bangun menuturkan.

"Dari beberapa peserta reuni yang diwawancarai awak media, ada beberapa yang tidak nyambung antara pertanyaan teman-teman pers dan jawaban sang narasumber. Ada alur cerita yang tidak sinkron dan justru kontradiktif. Itu kan aneh," cetusnya.

"Netizen tidak bisa disalahkan dengan cerita yang disajikan dari para peserta reuni dadakan itu. Netizen hanya menelaah cerita," tambahnya.

Bangun kembali menyinggung dugaan ijazah palsu yang menyerupai teka-teki besar.

"Seperti yang sering saya sampaikan sebelumnya bahwa kasus dugaan ijazah palsu Joko Widodo ini bak permainan puzzle raksasa. Ada banyak potongan cerita yang terserak di tiga kota: Surakarta, Yogyakarta, dan Jakarta. Bukan kebetulan jika ketiganya ada kata karta di akhir namanya," terangnya.

Bangun bilang, reuni itu tidak bisa dianggap kebetulan. Alasannya, karena sudah terjadi maka reuni di Sabtu kemarin sudah jadi bagian dari sebuah cerita.

"Tidak ada yang namanya kebetulan. Semua sudah terencana dan disiapkan meskipun publik tetap menilainya sebagai reuni dadakan. Reuni untuk aksi dan narasi rekayasa kata-kata," tandasnya. (Muhsin/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan