Di masa depan, adopsi Layer 2 diprediksi akan semakin meningkat karena developer dan pengguna ingin menghindari biaya tinggi tanpa harus meninggalkan ekosistem Ethereum. Hal ini bisa menjadi strategi kunci dalam mempertahankan dominasi Ethereum di dunia kripto.
3. Dampak pada Pengembangan dApp
Developer aplikasi terdesentralisasi harus mempertimbangkan gas fee dalam setiap fitur yang dikembangkan. Jika biaya transaksi terlalu mahal, pengguna akan enggan berinteraksi dengan dApp yang bersangkutan, bahkan meskipun fitur yang ditawarkan inovatif.
Ke depan, gas fee akan memengaruhi desain aplikasi blockchain. Developer harus merancang aplikasi yang efisien dalam penggunaan gas atau secara aktif mengintegrasikan solusi Layer 2 untuk menjaga user experience tetap optimal.
4. Perubahan Model Ekonomi Ethereum
Gas fee yang dibakar melalui mekanisme EIP-1559 menciptakan tekanan deflasi pada ETH. Semakin sering jaringan digunakan, semakin banyak ETH yang dibakar, dan ini bisa mengurangi pasokan secara bertahap.
Dalam jangka panjang, ini dapat memengaruhi tokenomics Ethereum secara signifikan. Jika permintaan tetap tinggi dan pasokan semakin berkurang, maka nilai ETH bisa mengalami apresiasi, menarik bagi investor jangka panjang.
5. Pengaruh terhadap Persaingan Antar Blockchain
Gas fee yang tinggi bisa menjadi titik lemah Ethereum dalam persaingan dengan blockchain lain seperti Avalanche, Polygon, dan Cardano. Blockchain yang menawarkan biaya rendah dan throughput tinggi akan lebih menarik bagi proyek baru.
Namun, jika Ethereum berhasil menurunkan gas fee melalui pembaruan seperti Danksharding dan Proto-Danksharding, maka jaringan ini tetap bisa mempertahankan posisinya sebagai pemimpin utama dalam pengembangan blockchain global.