FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dikuliti Koordinator Relagama Bergerak, Bangun Sutoto, kini Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, juga memberikan responsnya terkait reuni mendadak mantan Presiden Jokowi.
Untuk diketahui, reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) digelar mendadak pada Sabtu (26/7/2025) kemarin.
Tidak tanggung-tanggung, Heru bahkan menyebut bahwa reuni tersebut terbilang ilegal.
"Reuni ilegal," kata Heru kepada fajar.co.id, Selasa (29/7/2025).
Melihat reuni tersebut digelar di Fakultas Kehutanan UGM, Heru mengatakan bahwa ada sesuatu di balik agenda dadakan tersebut.
"Apalagi mereka mengeklaim sebagai alumni Kehutanan angkatan tahun 1980," lanjutnya.
Diceritakan Heru yang juga merupakan Wakil Ketua Kagama Jawa Barat, dirinya sering mengikuti acara reuni dengan sesama alumni UGM.
Mulai dari level kegiatan alumni paling rendah, tingkat angkatan atau Jurusan, kemudian reuni Fakultas, hingga reuni tingkat Wilayah (Provinsi) atau pusat ( Nasional).
"Setidaknya sudah banyak pengalaman dan juga sering menjadi bagian panitia," ucapnya.
Heru pun mempertanyakan kejanggalan pertama yang dilihat dari agenda tersebut. Tidak nampak logo UGM atau atribut Kagama.
"Padahal tempat diselenggarakan acara resmi di UGM Fakultas Kehutanan di mana mereka adalah para alumni nya," Heru menuturkan.
"Apakah bisa kita katakan jika reuni tersebut ilegal? Atau reuni separatis karena nyata 2 tidak ada logo dan atribut UGM," tambahnya.
Bukan hanya itu, kata Heru, dalam agenda alumni biasanya melibatkan mahasiswa yang aktif sebagai bagian panitia.
"Terlihat juga nggak ada anak muda berseragam atau berjas almamater UGM berbaur dengan para peserta reuni," tukasnya.
Kata Heru, untuk meyakinkan alumni yang diundang adalah teman seangkatan Jokowi, mestinya dipublikasikan siapa saja yang hadir dalam agenda tersebut.
"Lakukan publikasi resmi siapa saja yang hadir dan mengikuti acara Reuni tersebut. Daftar hadir acara reuni di share atau bisa dipublikasikan ke umum minimal ke kami berempat," imbuhnya.
Ia menekankan bahwa daftar hadir tersebut bisa menjadi klarifikasi mengenai polemik nama Mulyono yang mengaku teman seangkatan Jokowi.
"Saat ini sedang viral karena diduga Mulyono alias Wakidi tersebut diduga sebagian mantan calo tiket bus di terminal Solo," terangnya.
Ditegaskan Heru, jika untuk mengakses nama-nama peserta reuni memerlukan bayaran, pihaknya siap untuk menggelontorkan uang.
"Jika reuni di desain sengaja untuk validasi Jokowi sebagai alumni Kehutanan UGM, kiranya tidak sekalian panitia undang Roy Suryo Cs dan Kagama Cirebon dalam acara tersebut?," tandasnya.
Heru bilang, dengan mengundang Roy Suryo, dokter Tifauzia Tyassuma, dan Rismon Sianipar, akan semakin membuat terang perkara ijazah yang selama ini diperdebatkan.
"Bukannya akan langsung juga tervalidasi juga oleh orang yang saat ini sedang memperkarakan Jokowi dan ijazahnya Roy Suryo Cs, dan bukannya mereka juga adakah bagian alumni UGM dan layak juga untuk diundang?," kuncinya. (Muhsin/Fajar)