Warga Makassar Masih Gemar Berkendara Tanpa Helm

  • Bagikan
Kasat Lantas Polres Pelabuhan Makassar, AKP Shanty

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Operasi Patuh Pallawa 2025 yang digelar Polres Pelabuhan Makassar sejak 14 hingga 27 Juli lalu mencatat sejumlah hasil positif.

Penindakan dan pendekatan humanis selama dua pekan dinilai berhasil menekan potensi pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.

Kabag Ops Polres Pelabuhan Makassar, Kompol Suardi, saat merilis hasil operasi di Mapolres, Selasa (29/7/2025), menjelaskan bahwa selama pelaksanaan operasi, total 485 pelanggaran berhasil dicatat.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Operasi Patuh tahun sebelumnya yang mencapai 812 pelanggaran.

“Ini terjadi penurunan sebanyak 327 pelanggaran. Ini adalah bukti nyata bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas semakin meningkat, dan upaya edukatif serta persuasif yang kami lakukan mulai membuahkan hasil,” kata Suardi yang didampingi Kasat Lantas, AKP Shanty dan Kasubsipenmas Aipda Adil.

Dalam operasi tersebut, sistem penindakan dilakukan melalui ETLE Mobile sebanyak 19 pelanggaran, sedangkan tilang manual masih mendominasi dengan 141 pelanggaran.

Selain itu, pihaknya juga mencatat 325 teguran simpatik kepada para pelanggar.

“Jenis kendaraan yang paling banyak terlibat pelanggaran yakni sepeda motor sebanyak 352 unit, sementara mobil tercatat 135 unit. Untuk kasus kecelakaan selama operasi, Alhamdulillah nihil,” tambahnya.

Suardi menjelaskan bahwa Operasi Patuh ini tidak semata-mata bertujuan penindakan.

Lebih dari itu, upaya ini dirancang untuk menekan angka kecelakaan dan fatalitas, serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.

“Termasuk menciptakan situasi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar, khususnya di titik-titik rawan laka, pelanggaran, dan kemacetan,” jelasnya.

Fokus utama Operasi Patuh 2025, lanjutnya, ada tujuh jenis pelanggaran yang berpotensi tinggi menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Di antaranya adalah penggunaan handphone saat berkendara, pengendara di bawah umur, berboncengan lebih dari satu orang, tidak memakai helm SNI atau sabuk pengaman, mengemudi dalam pengaruh alkohol, melawan arus, hingga berkendara melebihi batas kecepatan.

“Operasi ini dilakukan dengan pendekatan edukatif, persuasif, dan humanis. Kami juga mengandalkan penegakan hukum berbasis teknologi melalui ETLE statis dan mobile, serta tindakan langsung di lapangan,” jelas Suardi.

Ia pun menyampaikan apresiasi atas keterlibatan masyarakat dan media yang terus mendukung terciptanya budaya tertib berlalu lintas.

“Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari dukungan seluruh pihak, termasuk media dan masyarakat yang terus mendorong terciptanya lalu lintas yang aman dan nyaman. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan keselamatan sebagai kebutuhan, bukan sekadar kewajiban,” tukasnya.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Pelabuhan Makassar, AKP Shanty, menambahkan bahwa sebagian pelanggar yang ditemukan dalam operasi adalah pelajar di bawah umur.

“Ada pelajar SMA dan SMP. Karena itu, kami menyasar edukasi ke sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman langsung kepada mereka,” tandasnya.

Shanty bilang, pelanggaran yang paling mendominasi sejauh ini pengendara motor yang tidak menggunakan helm. (Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan