Gelombang Tsunami Hantam Pesisir Kamchatka, Jepang, Hawaii, Chile, dan Kepulauan Solomon Berlakukan Peringatan Dini

  • Bagikan
Gelombang dahsyat menghantam sebuah bangunan di dekat pantai, setelah gempa bumi dahsyat melanda Semenanjung Kamchatka, di Severo-Kurilsk, Wilayah Sakhalin, Rusia, 30 Juli. (Reuters).

FAJAR.CO.ID, MOSKOW -- Gelombang setinggi 3 meter hingga 4 meter menghantam sejumlah bagian di Pesisir Kamchatka, Rusia Timur, Rabu (30/7).

Gelombang tsunami itu terjadi setelah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia Timur diguncang gempa bumi berkekuatan 8,8 magnitudo.

Gempa dahsyat itu memicu memicu gelombang tsunami setinggi 4 meter dan menciptakan efek berantai. Sejumlah negara di sekitar laut pasifik termasuk Jepang, Hawaii, dan Chile turut mengeluarkan peringatan dini tsunami.

Tidak hanya memberikan peringatan dini tsunami, pemerintah negara tersebut juga melakukan evakuasi massal terhadap warganya untuk menghindari wilayah pantai di sekitar laut Pasifik.

Gempa yang terjadi di Rusia Timur ini bahkan tercatat sebagai salah satu yang terkuat dalam beberapa dekade terakhir ini. Gempa besar itu mengakibatkan kerusakan bangunan dan melukai sejumlah orang di wilayah Kamchatka.

"Gempa hari ini sangat serius, yang terkuat dalam puluhan tahun terakhir," ujar Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov melalui unggahan video di Telegram.

Mengutip Reuters, peringatan tsunami segera dikeluarkan oleh berbagai negara setelah gelombang setinggi 3 hingga 4 meter terpantau menghantam sejumlah bagian pesisir Kamchatka.

Menteri Situasi Darurat Wilayah, Sergei Lebedev, mendesak warga untuk segera menjauh dari garis pantai guna menghindari dampak lanjutan.

Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut gempa ini berpusat sekitar 119 km sebelah timur-tenggara Petropavlovsk-Kamchatsky, kota berpenduduk 165.000 jiwa, dengan kedalaman hanya 19,3 km, menjadikannya sebagai gempa dangkal yang berpotensi besar memicu tsunami. Tak lama setelahnya, gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,9 juga tercatat di lokasi yang sama.

Efek dari gempa ini menjalar hingga Jepang, negara yang masih menyimpan trauma mendalam akibat tsunami dan bencana nuklir Fukushima pada 2011.

Badan cuaca Jepang memperingatkan potensi gelombang hingga 3 meter di sepanjang pesisir timurnya. Sirene peringatan meraung di berbagai kota pesisir, memicu evakuasi warga ke tempat yang lebih tinggi.

Cuplikan dari NHK menunjukkan warga di Pulau Hokkaido berlindung di atap bangunan, sementara kapal-kapal nelayan buru-buru meninggalkan pelabuhan untuk menghindari kerusakan.

Di Fukushima, pekerja di kompleks PLTN dievakuasi sebagai langkah pencegahan, namun belum ditemukan tanda-tanda kerusakan atau kebocoran baru. "Tidak ada korban atau kerusakan sejauh ini," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi.

Peringatan tsunami juga dikeluarkan oleh Sistem Peringatan Tsunami AS. Badan tersebut menyebutkan bahwa gelombang lebih dari 3 meter berpotensi menghantam pesisir Rusia dan Ekuador, sementara gelombang setinggi 1–3 meter bisa mencapai Jepang, Hawaii, Chile, dan Kepulauan Solomon.

Sejumlah wilayah di sepanjang Samudra Pasifik, termasuk Pantai Barat AS, juga diimbau waspada terhadap gelombang lebih kecil.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sebelumnya juga turut mengingatkan warganya melalui media sosial. "Karena gempa besar yang terjadi di Samudra Pasifik, Peringatan Tsunami telah diberlakukan bagi penduduk Hawaii," tulisnya.

Meski hingga kini belum ada laporan korban jiwa besar di luar Rusia, otoritas di berbagai negara terus memantau perkembangan situasi dan bersiap menghadapi kemungkinan gelombang susulan.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kawasan cincin api Pasifik tetap menyimpan potensi bencana yang besar dan tak terduga. (fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan