FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dituding penuh rekayasa oleh Koordinator Relagama Bergerak, kini giliran Roy Suryo yang memberikan komentar menohok pada reuni Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu (26/7/2025) kemarin.
Dikatakan Roy, reuni dadakan itu hanya mempertontonkan sinetron kepada publik. Dan, Jokowi menjadi aktor utamanya.
"Salah satu bentuk pola tidak lucu yang dipertontonkan adalah sinetron reuni kemarin, sebuah peristiwa yang tidak lazim diselenggarakan di awal tahun ajaran (Juli-Agustus)," kata Roy kepada fajar.co.id, Rabu (30/7/2025).
Sebagai alumni UGM, Roy bercerita bahwa reuni biasanya digelar mendekati Dies Natalis UGM, sekitar Desember atau November.
"Lucunya kostum Kaos resmi yang dipakai di acara tersebut justru warna biru dan itupun tidak dipakainya," Roy menyinggung Partai Biru yang sebelumnya disebut-sebut Silfister.
"Mungkin masih post power syndrome merasa selaku pejabat yang tidak mau setara dengan rakyatnya," ucapnya.
Tidak berhenti di situ, Roy menuturkan bahwa Jokowi pada Sabtu kemarin hanya sebentar di UGM. Ia tidak ikut lagi ke Balairung Gedung Pusat UGM dan Wanagama sebagai acara intinya.
"Apakah yang membuatnya tidak berani menggunakan Kaos Biru resmi seragam Reuni? Khawatir ketahuan bahwa luka di sekujur tubuhnya akan nampak? Atau memang sudah mulai sadar bahwa dirinya bukan bagian dari alumni?," timpalnya.
Ia kemudian merujuk pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Kagama (Keluarga Alumni Gadjah Mada) hasil Munas XII di Kendari 08 November 2014 lalu.
Di situ, digagas Perubahan AD dan sesuai Keputusan No 021/kpts/PP-Kagama/2015 pasal 9 ayat 2 bahwa yang disebut alumni cukup orang yang pernah terdaftar sebagai mahasiswa.
"Artinya meski dia D.O (Drop Out) pun bisa dimaklumi disebut juga sebagai alumni," Roy menuturkan.
Tambahnya, kejadian lucu juga terjadi di UGM beberapa waktu lalu, dimana saat Penulis Novel terkenal "Cintaku di Kampus Biru" sekaligus Dosen senior Fisipol UGM, Ashadi Siregar, mau dirayakan Ulang Tahunnya ke-80.
"Panitia acara bermaksud menggelar acara bertajuk, Kampus Biru Menolak Ayah, yang sebenarnya diambil dari judul dua Novel karya beliau (Cintaku di Kampus Biru dan Menolak Ayah) rupanya pihak UGM menolak," imbuhnya.
Padahal, acara itu sebelumnya direncanakan di Balairung UGM dipindah ke LIP (Lembaga Indonesia Perancis) Sagan, Jogja.
Selain itu, Dosen senior sekaligus Mantan Rektor UGM periode 2002-2007, Prof. Sofian Effendi yang juga berusia sama dengan Ashadi Siregar mendapat dugaan tekanan.
"Kabarnya mendapatkan interogasi selama lebih dari 12 jam. Padahal beliau sempat sudah secara jujur menceritakan secara panjang lebar kasus Ijazah Palsu tersebut di salah satu kanal YouTube sebelum akhirnya menandatangani surat pernyataan yang kontroversial," tandasnya.
(Muhsin/fajar)