FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Bangun Sutoto, Koordinator Relagama Bergerak, mengaku khawatir terhadap nasib Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kini terus diguncang isu serius soal dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.
Ia menyebut marwah kampus ternama itu sedang direndahkan oleh oknum yang disebutnya sebagai "si mulut besar."
"Marwah dan nama baik UGM sedang dilecehkan. Nama besar UGM direndahkan serendah-rendahnya,” ujar Bangun kepada fajar.co.id, Kamis (31/7/2025).
Dikatakan Bangun, isu ini tidak sekadar soal satu lembar ijazah, melainkan telah menyeret nama-nama besar yang dulu membidani kelahiran UGM.
Termasuk Presiden pertama RI, Soekarno, dan Mahapatih Gadjah Mada yang menjadi inspirasi nama universitas tersebut.
"Presiden Soekarno pun mengutip wasiat Mahapatih Gadjah Mada, Ginong Pati Dina, yang berarti maju terus, buat terus setiap hari. Pesan itu untuk menjaga kehormatan UGM hari ini,” katanya.
Bangun menyerukan agar seluruh civitas akademika, alumni sejati, dan rakyat Indonesia kembali membuka pidato Bung Karno saat menyerahkan bangunan pusat UGM pada 1959.
"Civitas akademika dan alumni asli UGM wajib tahu, wajib baca ulang pidato Bung Karno. UGM bukan kampus ecek-ecek. Ia simbol peradaban,” tegas Bangun.
Lebih jauh, ia menuding oknum tertentu telah menghina reputasi UGM hanya demi kepentingan pribadi dan kepuasan beropini tanpa dasar.
"Reputasi UGM sedang dihina sehina-hinanya oleh oknum bermulut besar. Nama besar para pahlawan bangsa sedang dihancurkan secara pelan-pelan,” kecamnya.