FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Digital Forensik, Rismon Sianipar, berharap bahwa mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Sofian Effendi, tidak mendapatkan perlakuan intimidasi.
Hal ini diungkapkan Rismon setelah muncul kabar Rektor UGM periode 2002-2007 itu diperiksa selama 12 jam di kediamannya, Yogyakarta.
"Semoga ini bukan menjadi alat untuk intimidasi yah Kepolisian yang memeriksa Prof. Sofian Effendi," ujar Rismon kepada fajar.co.id, Kamis (31/7/2025).
Dikatakan Rismon, jika serius mengusut kebenaran, maka Polisi harus melihat pernyataan Prof. Sofian sebagai petunjuk dalam perkara dugaan ijazah palsu.
Meskipun, Prof. Sofian telah menarik pernyataannya dan meminta maaf secara terbuka kepada publik, namun dugaan tetap tidak hilang.
"Menginvestigasi lebih lanjut petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Prof. Sofian bahwa Jokowi tidak pernah lulus dari UGM," Rismon menuturkan.
Mengingat kembali cerita Prof. Sofian, skripsi Jokowi mencontek isi pidato dekan di UGM kala itu bernama Prof Sunardi.
"IPKnya lebih kecil dari 2, sehingga tidak dimungkinkan dilewati atau menempuh sarjana," tandasnya.
"Karena ada seleksi empat semester jika IPK kurang dari 2, tidak dimungkinkan lanjut ke sarjana di UGM," kuncinya.
Sebelumnya, Prof. Sofian Effendi, menyampaikan permintaan maaf terkait pernyataannya yang menyinggung soal mantan Presiden Jokowi.
Video yang diunggah kanal YouTube Langkah Update tersebut berjudul, “Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002–2007! Ijazah Jokowi & Kampus UGM!” dan tayang pada 16 Juli 2025, kemarin.