Reuni Tak Sekadar Nostalgia, Mantan Ketua Kagama Sulsel Sentil Soal Ijazah: Cukup Tunjukkan Saja, Clear

  • Bagikan
Reuni Alumni Fakultas Kehutanan UGM 1985 di Depok pada Februari 2025. Reuni tersebut diakui sebagai reuni alumni yang sebenarnya dan tanpa kehadiran Jokowi.

“Filosofi itu bukan alat pembungkus kebohongan. Kalau disalib-kompas seenaknya, ia akan menjelma absurditas, mikul dhuwur jeroan. Yaitu, meninggi-ninggikan sesuatu yang sebenarnya hanya jeroan buruk, palsu, bahkan najis demi pencitraan semu,” tegasnya.

Dalam konteks reuni, Iqbal mengingatkan alumni satu angkatan tentu saling kenal, tahu siapa yang benar-benar ikut kuliah, siapa yang jarang muncul, dan siapa yang tak pernah ada.

“Maka tidak ada ruang bagi calo alumni ataupun alumni impor. Wajar saja jika publik bertanya, apakah seseorang benar-benar pernah kuliah di tahun yang ia klaim?,” sindirnya.

Kata Iqbal, publik tidak sedang mencari-cari kesalahan personal, tetapi menagih pertanggungjawaban moral dari seorang pemimpin.

“Soal mikul dhuwur kejujuran akademik. Apalagi kalau dalam dokumentasi angkatan itu tidak ditemukan jejak figur presiden dua periode tersebut,” sebutnya.

Iqbal juga menyinggung cara salah kaprah dalam menghadapi isu ini, dengan menggiring opini lewat media, buzzer, atau malah membawa rakyat ke pengadilan karena bertanya soal kejujuran.

“Kalau soal keaslian ijazah, itu praktik mikul dhuwur kejujuran yang tidak ruwet. Sangat simpel, cukup tunjukkan saja, clear. Santun tanpa pantun. Tapi maslahatnya luar biasa, nama baik pulih, almamater bersih, rakyat pun adem,” katanya.

Ia memperingatkan bahwa kepalsuan dalam dokumen akademik bukan sekadar pelanggaran etika, tapi juga akar dari korupsi sistemik dan krisis kepercayaan publik.

Iqbal pun menyitir budaya Bugis-Makassar, siri’ na pacce, yang menempatkan kejujuran dan harga diri di atas segalanya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan