FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Isu ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo terus bergulir baik dari sisi hukum maupun opini publik yang berkembang. Lantas bagaimana pendapat serta tingkat kepercayaan publik terhadap tuduhan ini?
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut mayoritas publik tidak percaya dengan isu ijazah Jokowi dengan persentase survei sebanyak 74,6 persen.
Direktur PT Survei Strategi Indonesia (SIGI) LSI Denny JA, Ardian Sopa, menyampaikan, lebih dari 70 persen masyarakat memilih untuk tidak memercayai rumor ijazah palsu Jokowi dengan tiga alasan utama.
Yakni kekuatan jejak dan logika prosedural, konfirmasi dari lembaga resmi, serta kesadaran publik atas motif politik.
"Responden survei menempatkannya sebagai bagian dari dinamika politik, bukan sebagai fakta yang mengancam legitimasi kepemimpinan nasional," kata Ardian di Jakarta, dikutip pada Jumat (1/8//2025).
Berdasarkan hasil survei tersebut, mereka yang tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi merata di semua segmen demografi, mulai dari mereka yang berpendidikan rendah hingga kalangan terpelajar.
Begitu pula dari akar rumput hingga kelompok mapan, di pedesaan maupun perkotaan, dari generasi Z (di bawah 27 tahun) hingga generasi baby boomer (di atas 60 tahun), serta dari semua konstituen partai politik.
"Di segmen pendidikan, mereka yang hanya tamat SD ke bawah, sebesar 81,5 persen tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi. Di mereka yang hanya tamat SMP atau sederajat, sebesar 73,7 persen yang tak percaya, dan di segmen mereka yang tamat SMA sederajat sebesar 69,8 persen," paparnya.