FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik ijazah S1 Joko Widodo yang dituduh palsu terus menggeliat. Tak hanya ramai di ruang publik, isu ini telah masuk ke ranah hukum. Pro kontra tak terhindarkan. Yang percaya dan yang tidak percaya bahwa ijazah tersebut palsu. Ada yang mendukung tuduhan Roy Suryo dan kawan-kawan.
Hasil jajak pendapat yang dilaksanakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mencatat mayoritas publik tidak percaya dengan isu ijazah Jokowi dengan persentase survei sebanyak 74,6 persen.
Merujuk hasil survei tersebut, mereka yang tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi merata di semua segmen demografi, mulai dari mereka yang berpendidikan rendah hingga kalangan terpelajar.
Di segmen pendidikan, mereka yang hanya tamat SD ke bawah, sebesar 81,5 persen tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi. Di mereka yang hanya tamat SMP atau sederajat, sebesar 73,7 persen yang tak percaya, dan di segmen mereka yang tamat SMA sederajat sebesar 69,8 persen.
Begitu pun dari akar rumput hingga kelompok mapan, di pedesaan maupun perkotaan, dari generasi Z (di bawah 27 tahun) hingga generasi baby boomer (di atas 60 tahun), serta dari semua konstituen partai politik.
Sementara itu, terdapat 12,2 persen masyarakat responden yang mempercayai isu atau tudingan itu.

Polling serupa tentang isu ijazah palsu juga digelar musisi legendaris Iwan Fals di media sosial X. Hasilnya berbeda dengan survei LSI Denny JA.
Polling yang diunggah pada 11 Juli 2025 itu menanyakan secara langsung kepada warganet pengguna X tentang ijazah Jokowi dengan tiga pilihan jawaban: Asli, Palsu, dan simbol diam.