FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum lama ini menggelar Kongres VI yang berlangsung di Bali pada 1-2 Agustus 2025.
Usai kongres yang menetapkan kembali Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP periode 2025-2030, kini publik tertuju pada posisi strategis di tubuh partai berlambang Banteng Moncong Putih itu.
Posisi-posisi strategis yang menyita perhatian seperti Bendahara Umum, Sekretaris Jenderal (Sekjen) hingga beberapa jabatan penting lainnya.
Untuk posisi sekjen misalnya, setidaknya ada empat nama yang sempat mengemuka di arena kongres. Di antara nama itu, Hasto Kristiyanto yang menjabat sekjen pada kepengurusan sebelumnya tidak masuk bursa.
Kendati begitu, peluang Hasto Kristiyanto menempati jabatan sekjen pada periode mendatang dinilai masih sangat besar. Apalagi, setelah dirinya kini bebas dari kasus dugaan suap dan perintangan yang sempat menjeratnya.
Asumsi tersebut disampaikan Pengamat komunikasi politik, Jamiluddin Ritonga. Dia menilai, Hasto Kristiyanto masih sangat kuat sebagai kandidat sekjen pada periode lima tahun ke depan.
Salah satu alasannya karena posisi sekjen saat ini dirangkap oleh Megawati Soekarnoputri. Dengan fakta itu, Jamiluddin menilai sangat mungkin Hasto akan kembali menduduki jabatan Sekjen PDIP ke depan.
"Memang nama Hasto tidak ada dalam stuktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP hasil kongres partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu di Bali pada 1-2 Agustus 2025," kata Jamiluddin Ritongan, Minggu (3/8).
Dia menyebut, posisi Sekjen PDIP tidak bakalan lama dirangkap oleh putri Proklamator RI Bung Karno itu. Apalagi, ketua umum tidak bisa merangkap sekjen.
Belum lagi, hasil Kongres VI Bali tersebut juga perlu segera didaftarkan ke Kementerian Hukum yakni paling lambat 30 hari sejak kepengurusan baru terbentuk.
Jamiluddin menduga keputusan Megawati merangkap jabatan itu juga demi memberikan jalan bagi Hasto. Menurut dia, ada beberapa pertimbangan sehingga Hasto bakal menjadi sekjen PDIP masa bakti 2025-2030.
"Pertama, PDIP makin solid menjawab tantangan eksternal ketika Megawati memilih Hasto sebagai sekjennya. Megawati lebih muda mengatasi gangguan dari eksternal," kata Jamiluddin.
Dia menambahkan, soliditas internal PDIP yang kuat menjadi tembok terbaik menghadapi gangguan dari eksternal.
Alasan lain, Hasto Kristiyanto memiliki loyalitas terhadap PDIP yang tidak bisa diragukan lagi. Hal ini tentu saja menjadi alasan paling kuat bagi Megawati untuk menunjuk kembali Hasto sebagai sekjen.
Bahkan, Jamiluddin menyebut, Megawati akan lebih nyaman dan aman bila Hasto tetap menjadi sekjen.
Jamiluddin yang merupakan pengamat dari Universitas Esa Unggul itu menyebut, selama ini Hasto sangat cekatan dalam melaksanakan fungsi dan tugas kesekjenan sehingga layak ditunjuk lagi sebagai sekjen PDIP.
Dengan kemampuan yang dimiliki itu, Hasto tidak perlu lagi mendapat arahan teknis dari Megawati tentang bagaimana melaksanakan fungsi dan tugas seorang sekjen. "Dengan begitu, Megawati sudah bisa melepas Hasto sepenuhnya dalam melaksanakan kesekjenan partai.
Kendati, dia tidak menampik jika kader PDIP lainnya memiliki kelayakan yang tidak kalah dibandingkan dengan Hasto. Misalnya saja Prananda Prabowo, atau pun Ahmad Basarah.
"Prananda yang berstatus anak Megawati sudah berpengalaman dalam melaksanakan fungsi dan tugas kepartaian," kata eks Dekan FIKOM IISIP itu.
Prananda juga dipastika tidak akan berkhianat kepada Megawati sehingga membuat Presiden Kelima RI itu nyaman dan aman dari gangguan internal. Sehingga jika Prananda menjadi sekjen, dia sudah langsung dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya.
Sedang Ahmad Basarah yang merupakan kader senior PDIP juga memiliki kelayakan menjadi sekjen. "Selama ini Basarah telah menunjukkan loyalitasnya kepada Megawati maupun PDIP dan menjadi kader ideologis yang militan dalam memperjuangkan ajaran Bung Karno," jelas Jamiluddin Ritongan. (fajar)