FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Biologi Molekular, Herawati Supolo-Sudoyo menelusuri asal-usul nenek moyang manusia Indonesia dari perspektif genetika.
Dia mengangkat isu ketimpangan data genetika global yang saat ini masih didominasi oleh orang-orang Eropa.
Padahal keberagaman data genetika sangat dibutuhkan dalam dunia medis, seperti pengembangan obat-obatan dan vaksin.
Pendiri dari Lembaga Eijkman ini menyatakan, dalam pernikahan orang tua kita sebenarnya memiliki DNA dari ibu dan ayah.
Pertanyaannya dari mana asal Homo Sapiens. Dikatakan bahwa Homo Sapiens itu asalnya dari Afrika.
“Yang dilihat adalah dari manusia modern. Karena manusia modern itu masih mendapatkan tinggalan-tinggalan,” tuturnya dikutip Kanal YouTube Bagus Muljadi, Selasa, (5/8/2025).
Pada waktu manusia mengembara akan tertempa lingkungan. Sehingga bermutasi.
“Dia terus ke Eropa, Skandinavia, Yuresia, lewat selatan itu sepanjang pantai masuk ke Nusantara, Sundaland. Jadi Kalimantan, Jawa, masih bersatu dengan Asia Daratan, kemudian Papua dan Australia masih menjadi satu juga. Jadi itu yang pertama 70.000 tahun yang lalu,” jelasnya.
Karena permukaan air masih rendah, jadi dari imajinasinya kata dia itu masih gampang loncat dari satu pulau ke pulau lain.
Kemudian pada 30.000 tahun yang lalu ada migrasi dari Asia Daratan misalnya Myanmar sampai sebelum es mencair.
Selanjutnya masuk populasi yang menjadi mayoritas saat ini yang berbahasa Austronesia. Datang dari Utara lalu masuk ke kepulauan Nusantara. Bahasa itu juga dibawa dari Kalimantan ke Madagaskar. Karena itu ada kesamaan lingua Franca di Kalimalang dengan Madagaskar. Lalu masuk ke Melanesi, Polinesia.