Guru dan Masa Depan Sekolah Rakyat

  • Bagikan
Ilustrasi guru bersama muridnya

Oleh: Agung Pardini, Direktur Advokasi Kebijakan IDEAS

FAJAR.CO.ID -- Guru adalah adalah penggerak kemajuan sekolah. Perekrutan lulusan PPG (Pendidikan Profesi Guru) sebagai guru pada Sekolah-Sekolah Rakyat adalah keputusan yang sangat tepat. Selain telah berstatus resmi sebagai seorang pendidik bersertifikat, guru-guru jebolan PPG relatif memiliki kecakapan terstandar yang akan mudah beradaptasi dengan karakteristik pendidikan dalam Sekolah Rakyat.

Kita tentu menyambut baik kehadiran guru-guru alumni PPG, walau relatif berusia muda dengan pengalaman mengajar yang belum panjang, namun kompetensi mereka telah teruji selepas mengikuti program pendidikan selama dua semester di kampus-kampus keguruan terbaik.

Pada tahun ajaran baru 2025-2026 ini, Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah membuka Sekolah Rakyat sebanyak 63 titik pertama dari 100 lokasi yang tengah dipersiapkan di tahun ini. Namun beberapa waktu lalu tercatat bahwa 143 orang atau hampir sepuluh persen dari 1.469 guru PPG yang telah direkrut ternyata tidak memenuhi panggilan tugas. Kejadian ini mirip dengan kemunduran 1.967 calon PNS dosen pada tiga bulan silam melalui mekanisme yang sama.

Alasan domisili dan diterimanya sebagian guru pada penempatan formasi ASN di daerah dianggap menjadi faktor terbanyak yang mendasari guru-guru ini mundur. Kondisi ini jelas mempertegas bahwa perekrutan pegawai melalui sistem optimalisasi harus segera dievaluasi. Jika tidak segera ditindaklanjuti, maka pemenuhan guru-guru untuk Sekolah Rakyat dengan mengandalkan ketersediaan sekitar 50.000 guru lulusan PPG tetap akan menemui kendala serupa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan