Dedi menyebut, Ketum Golkar saat ini termasuk jajaran elite Golkar yang tidak organik. "Ini membuat konsolidasi internal Golkar sulit berjalan mulus. Itu pula yang membuat sepertinya Munaslub sulit dibendung," katanya.
Terlebih lagi, ada cukup banyak elite Golkar yang potensial mengemuka untuk menjadi pengganti Bahlil sebagai Ketua Umum DPP Golkar.
Dosen Universitas Telkom itu lantas menyinggung soal karakter Presiden Prabowo Subianto yang tak suka dengan kegaduhan politik. "Jika Golkar riuh, Prabowo sepertinya akan mendukung stabilitas dan itu artinya Bahlil dalam posisi terancam," ujarnya. (fajar)