FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Rismon Hasiholan Sianipar menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo sebagai lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah satu alasannya, lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font time new roman yang menurutnya belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an.
Dugaan tersebut dibantah keras pihak UGM dengan mengungkap berbagai bukti. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menegaskan bahwa di tahun itu sudah jamak mahasiswa menggunakan font time new roman atau huruf yang hampir mirip dengannya, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan.
"Bahkan di sekitaran kampus UGM itu sudah ada percetakan seperti Prima dan Sanur (sudah tutup-red) yang menyediakan jasa cetak sampul skripsi," jelasnya melalui keterangan tertulis, dikutip pada Rabu (6/8/2025).
"Fakta adanya mesin percetakan di sanur dan prima juga seharusnya diketahui yang bersangkutan karena yang bersangkutan juga kuliah di UGM,” tegasnya.
Sigit mengatakan, sampul dan lembar pengesahan skripsi Joko Widodo dicetak di percetakan, namun seluruh isi tulisan skripsinya setebal 91 halaman tersebut masih menggunakan mesin ketik.
“Ada banyak skripsi mahasiswa yang menggunakan sampul dan lembar pengesahan dengan mesin percetakan,” ungkap dia.
Kemudian terkait nomor seri ijazah Joko Widodo yang disebut tidak menggunakan klaster namun hanya angka saja, Sigit menuturkan soal penomoran ijazah di masa itu, Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan sendiri dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas.