
Gajah Mada (2) Menghilang di Selayar, Katanya

Di Selayar juga banyak gua kematian khas Hindu Siwa. "Hindu Siwa dulu tidak dikremasi mayat. Bisa ditemukan beberapa (sampai sekarang)."
Meriam cekbang yang ditemukan di Selayar lengkap dengan lambang surya Majapahit yang melambangkan delapan dewa penguasa delapan penjuru mata angin (I Gusti Agung Gde Putra, 1972: 18). Kedelapan dewa itu adalah Siwa, penguasa bagian tengah; Iswara, timur; Maheswara, tenggara; Brahma, selatan; Rudra, barat daya; Mahadewa, barat; Sangkara, barat laut; Wisnu, utara; dan Sambhu, timur laut (AJ Bernet Kempers, 1977: 72).
[caption id="attachment_144" align="aligncenter" width="300"]
Meriam cekbang peninggalan Kerajaan Majapahit di Selayar. (Foto: Sharben Sukatanya/IST for FAJAR)[/caption]
Meriam cekbang yang serupa di Selayar banyak pula ditemukan di Australia, di dekat Darwin. Meriam jenis ini mirip dengan yang ada di Candi Borobudur.
"Apakah pasukan (Empu) Nala atau Gajah Mada yang bawa ke Selayar? Yang jelas armada Majapahit. Tidak mungkin orang pribadi, dan tidak sembarang orang memilikinya."
Dahulu, jelas Rakhmat, meriam cekbang dipasang di kapal-kapal perang Majapahit. Meriam ini yang membuat takut kapal-kapal petualang atau pedagang dari Eropa yang mulai masuk wilayah nusantara sejak 1400-an.
Meriam cekbang diadaptasi dari meriam Mongol ketika pasukan dari Asia Tengah meyerang Raja Kartanegara. "Konon, menurut cerita, Majapahit adaptasi (meriam cekbang) dari situ."
Bukti lain adalah terdapat gong emas dengan simbol sinar surya Majapahit di Desa Lowa, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Selayar.
