Ini Ancaman dari Jumlah Utang Negara

  • Bagikan
Kemudian, indikator jatuh tempo utang dengan tenor hingga 5 tahun naik dari 37,2 persen menjadi 38,6 persen dari total outstanding. Artinya, uang negara akan semakin terkuras untuk membayar utang yang menumpuk. Pihaknya berharap pemerintah menghadirkan solusi atas jeratan defisit anggaran yang makin menganga lewat kebijakan fiskal yang kredibel dalam bentuk nyata bukan wacana. Apa solusinya? Menurut Heri, beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, antara lain mengevaluasi efektifitas defisit APBN yang diakibatkan oleh kebijakan fiskal ekspansif. Pemerintah juga harus tegas menetapkan kriteria atau prasyarat suatu program atau proyek yang boleh dibiayai dengan utang. Juga, mengembangkan strategi alternatif pembiayaan guna tetap menjaga kesinambungan fiskal. “Jangan sampai terus bergantung pada SBN dan instrumen utang lainnya yang proporsinya mencapai lebih dari 80 persen dari total pembiayaan defisit. Jangan sampai gali lobang, tutup lobang,” tutur Heri. Selain itu, pemerintah harus mengontrol membengkaknya SBN yang dominan dimiliki asing. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah adanya pembalikan dana dalam jumlah besar secara tiba-tiba yang sudah pasti akan memberikan goncangan terhadap keuangan nasional. “Utang harus diarahkan untuk sektor produktif seperti pertanian, industri pengolahan, maupun transportasi dan komunikasi yang memiliki multiplier lebih besar,” tambah dia. (Fajar/jpnn/pojoksatu)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan