Ogah Tanggapi Protes, Israel Kukuh Pasang Detektor Logam di Masjidilaqsa

”Jamaah yang sudah dikenal baik oleh petugas keamanan di Masjidilaqsa dan beribadah di masjid secara rutin atau jamaah lanjut usia atau siapa pun yang mendapatkan rekomendasi keamanan dari kami bisa saja tidak perlu melewati alat pendeteksi logam tersebut,” papar Erdan. Namun, dengan mengurangi fungsi alat itu, Israel jelas akan menyiagakan lebih banyak personel keamanan di sana.
Selain alternatif tersebut, menurut Erdan, memasang teknologi pengenal wajah di setiap kamera pengawas juga bisa menjadi solusi. Sayang, Israel harus mempersiapkan semua itu lebih dulu. Juga, sebelum alat-alat itu tersedia, pengamanan di gerbang-gerbang yang menuju Masjidilaqsa akan tetap mengandalkan alat pendeteksi logam.
Hari ini (24/7), rencananya, Dewan Keamanan (DK) PBB menggelar rapat khusus untuk membahas konflik terbaru Israel-Palestina di Masjidilaqsa. Rapat yang digagas Mesir, Prancis, dan Swedia tersebut akan digelar secara tertutup. Tiga negara itu mendesak DK PBB untuk bertindak setelah Abbas memutuskan segala bentuk komunikasi dengan Israel pada Jumat (21/7).
Konflik di Masjidilaqsa bermula pada 14 Juli. Saat itu dua polisi tewas karena ditembak. Israel lantas menutup Masjidilaqsa. Keesokan harinya, alat-alat pendeteksi logam dipasang di gerbang-gerbang Haram Al Sharif. Sikap Israel itu memicu aksi protes Palestina. Bentrokan pecah di beberapa lokasi sejak pekan lalu. Total, delapan orang tewas. Tiga orang di antaranya warga Israel yang ditusuk pemuda Palestina. (AFP/Reuters/BBC/hep/c11/any)