Depresi Berat Bisa Berujung Bunuh Diri, Jadi Waspadalah!

Namun, fakta berbeda ditunjukkan data World Health Organization (WHO) yang menunjukkan rasio perempuan bunuh diri lebih tinggi ketimbang pria. Per 100 penduduk Indonesia, terdapat 3,7 pria dan 4,9 perempuan berisiko mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
Senada dengan Ayunda, dokter spesialis kejiwaan Jaya Mualimin menuturkan, dorongan bunuh diri berawal dari kondisi depresi. Terlebih, perempuan berisiko mengalami gangguan psikis lebih besar ketimbang pria. Selain faktor eksternal seperti problem hidup, kondisi internal, misalnya kondisi fisik tubuh, turut memengaruhi. Di antaranya, siklus bulanan seperti menstruasi, hingga hamil dan menopause. “Karena itu, perempuan harus lebih pandai memanajemen emosi,” ujarnya.
Sementara itu, Ayunda dalam kesempatan wawancara berbeda menjelaskan, terdapat rentang waktu antara kondisi depresi hingga keputusan untuk bunuh diri. Karena itu, gejalanya bisa mudah terlihat. “Tak mau makan, enggan bersosialisasi, lebih pendiam, adalah ciri orang yang depresi cukup parah,” terangnya.
Ketika seseorang menunjukkan tanda-tanda itu, apalagi sampai berbicara soal bunuh diri atau kematian, lingkungan terdekat harus segera ambil tindakan. Dimulai dengan pemberian perhatian lebih. “Bagi satu orang, mungkin sepele. Tetapi bagi orang lain, bisa jadi itu adalah problem berat. Itu karena pola penerimaan terhadap stres berbeda-beda. Bergantung pembentukan karakter yang dari pola asuh mereka sejak kecil,” imbuhnya. (*/nyc/*/dra/ndy/k8)