Sekolah Pemulung (2): Dedikasi Tak Memandang Gaji

  • Bagikan
Untuk memenuhi impian anak pemulung dalam mengenyam pendidikan, tim Komunitas Rumah Dedikasi Indonesia (KRDI) Makassar, butuh kerja yang ekstra. Bermodalkan kepedulian dan dedikasi yang tinggi, mereka pun mendirikan sebuah yayasan pendidikan yang digunakan untuk keperluan legalitas dan menawarkan les privat kepada masyarakat luas. Les Privat ini ditawarkan dengan harga yang murah jika dibandingkan dengan jasa les privat lainnya. Semuanya dilakukan tim KRDI, agar Sekolah Impian tetap beroperasi tanpa kendala. "Ini bukan bisnis, hasil les privat ini nantinya kami kumpulkan dan kami bagi, antara lain untuk gaji guru di Sekolah Impian dan untuk keperluan siswa kami disana. Yang jelas untuk kelangsungan sekolah ini tetap berjalan lah," aku Febriansyah, pendiri KDRI dan Yayasan Smart Home Makassar. Meski digaji seikhlasnya, empat tenaga pendidik Sekolah Impian tidak pernah mengeluh, bahkan tetap semangat mengajar anak pemulung di pemukiman kumuh itu. Keempat tenaga pendidik iti antara lain, Dian Hardiyanti Ilyas yang alumni Universitas Negeri Makassar (UNM), Nurfatih alumni Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, serta Indri dan Eva yang merupakan alumni Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Kedepannya, tim KRDI Makassar akan kembali membuka Sekolah Impian anak pemulung di dua lokasi di Makassar. Namun Febri menjelaskan, untuk membuka sekolah lainnya, pihaknya akan mencari tenaga pengajar yang memiliki dedikasi tinggi tanpa melihat jumlah gaji yang diberikan. "Kami mencari yang betul-betul ingin fokus mencerdaskan adik-adik pemulung tanpa melihat jumlah gaji. Tapi kami fokus dulu agar yang disini berkembang, karena saya ingin Sekolah Impian ini bisa berkembang lebih besar lagu," doanya. (**/habis)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan