Jokowi Sebut 66 Persen Masyarakat Indonesia Tamatan SD dan SMP

  • Bagikan
Presiden Jokowi. (Foto: JPNN)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan lulusan masyarakat Indonesia sebanyak 66 persen adalah berpendidikan SD dan SMP. Cara meningkatkan kapasitasnya dengan pendidikan vokasi. "Kalau mau upgrade dengan cara apa? Ya training vokasi, politeknik. Lalu di SMK kejuruan perlu perubahan besar," ujar Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017 di Jakarta Convention Center, Selasa malam (28/11). Dia menilai salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan sekolah adalah dengan mengutamakan program vokasional (kejuruan). Hanya saja, perlu ada perubahan besar dalam sistem pendidikan di sekolah kejuruan. Menurutnya, dengan kualitas lulusan vokasi yang terampil diharapkan bisa mendukung kemajuan bangsa. Mantan Gubernur DKI ini menegaskan, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) tentu dilakukan melalui pemerataan pendidikan. "Utamanya pendidikan vokasi, kejuruan, training vokasi dan politeknik. Tiga hal ini harus dikerjakan waktu singkat, kita enggak punya waktu lagi. Hanya memang perkombakannya harus besar-besaran," jelasnya. Jokowi menyebutkan sebanyak 80 persen lebih guru-guru di jenjang SMK hanya guru normatif. Seharusnya, guru-guru tersebut berupa tenaga pengajar yang mengajarkan keterampilan dan skill. "Keterampilan bagi anak-anak kita perkuat skill mereka. Banyaknya guru normatif seperti guru PPKN, guru Bahasa Indonesia, guru agama," jelasnya. Meski begitu, Jokowi mengakui hal itu memerlukan waktu. Pendidikan di sekolah kejuruan harus berubah menghadapi tantangan kemajuan yang berubah total. "Anak-anak harus belajar pada problem solving. Problem Based Learning. Anak-anak diajak ke lapangan cari solusi bukan hapalan-hapalan lagi. Dunia sudah berubah," kata Jokowi. (Fajar/JPC)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan