Seperti Danau, 60 Hektar Sawah Terendam Banjir

  • Bagikan
Menanggapi hal ini, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Randi Agata Sakaira menerangkan bahwa pihaknya telah menerima laporan. Personelnya telah turun mengecek. Hasilnya, diketahui ada tanggul Sungai Kresek yang jebol sepanjang tiga meter. “Kita koordinasikan dengan desa ternyata desa sudah bisa mengatasi untuk menutup kembali tanggul yang jebol,” jelasnya. Sementara itu, terkait banjir yang melanda Desa Petok dan Mondo di Kecamatan Mojo pada Rabu sore (20/12) juga disebabkan beberapa tanggul sungai di Desa Sidomulyo dan Puhrubuh, Kecamatan Semen yang jebol. Tanggul tak mampu menahan debit air yang tinggi. Tidak hanya itu, jebolnya tanggul diduga juga disebabkan aliran sungai di dua dusun tersumbat sampah warga. Informasi koran ini, di lokasi jebolnya tanggul terlihat ada tiga titik terparah. Dua di Puhrubuh dan satu di Sidomulyo. Imbasnya, air hujan di Sungai Klepu meluap ke areal sawah. Bahkan, menuju rumah-rumah di bawah tanggul jebol tersebut. “Banjir terus turun melewati sawah-sawah Mas karena tanggul jebol,” terang Ulumudin, 31, warga Puhrubuh. Menurutnya, keadaan tersebut sudah langganan setiap tahunnya. Tanggul di Sungai Klepu memang termasuk muara dari tiga aliran sungai dari lereng Gunung Wilis. Walaupun tiga sungai kecil, namun di musim hujan sangat berbahaya. “Terlebih untuk Sungai Petuk dari salah satu sungai menuju Sungai Klepu tersebut malah air dari Selopanggung, Semen juga lewat situ,” ungkapnya. Ulum mengungkapkan, faktor lainnya adalah banyaknya sampah di sungai yang diduga menyumbat alirannya. “Saat hujan deras, sungai dekat Jalan Bagruk, Puhrubuh (salah satu aliran ke Klepu) kerap meluap. Sampah-sampahnya sampai ke jalan-jalan kalau sungai meluap,” paparnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan