Warga Desa Cege, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulsel, harus mengeluarkan biaya banyak saat keluar rumah. Ongkos perahu, ojek, dan sebagainya. Bagaimana kalau kepepet?
====================== Oleh: Muhammad Ashri Samad Kabupaten Bone, Sulsel ======================
SAYA berkunjung ke Desa Cege, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, beberapa waktu lalu. Suatu daerah pesisir yang tergolong pelosok di selatan Bumi Arung Palakka. Untuk mencapai lokasi tersebut, saya menempuh perjalanan dari pusat perkotaan Bone dengan jarak 36 kilometer. Menggunakan sepeda motor. Waktu tempuh ketika itu 44 menit. Kondisi jalanan sekitar 35 kilometer, cukup baik. Walaupun, roda dua tunggangan saya bergoyang menyusuri jalanan poros Bone-Sinjai, agar tidak masuk ke "ranjau" jalanan. Sesampai di Desa Tellu Boccoe, Kecamatan Mare, masyarakat, perlu bersabar. Lantaran, harus menunggu perahu yang datang untuk membantu menyeberangi sungai yang memilliki lebar 100 meter. Setelah menunggu sekitar lima menit, perahu yang akan membawa saya ke Desa Cege, tiba. Tak butuh waktu lama, seluruh penumpang sudah di atas perahu. Sebab memang hanya tiga orang. Kondisi awan saat itu, cukup bersahabat. Belum menunjukkan tanda-tanda akan turunnya hujan. Tiba di seberang, sudah daerah Desa Cege. Saya menuju ke kantor desa. Jaraknya ditaksir 800 meter dari lokasi penurunan penumpang perahu. Di kantor desa, saya bertemu Sekretaris Desa Cege, Darwis. Dari dia, saya mendapatkan informasi bahwa sebelumnya, daerah itu memiliki jembatan gantung yang bisa dilalui kendaraan roda dua.