Kemenlu Harus Pro Aktif dengan Insiden Ustad Abdul Somad

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini sangat menyayangkan insiden yang menimpa Ustad Abdul Somad Penceremah asal Riau tersebut diketahui dideportasi saat mendarat di Bandara Hongkong oleh pihak imigrasi setempat, Sabtu (23/12).
"Menyayangkan deportasi beliau tanpa ada kejelasan alasan. Apalagi kehadiran beliau telah dinanti-nanti para TKI di sana yang ingin mendapatkan siraman rohani dari dai kondang ini," ujar Jazuli dalam ketarangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Senin (25/12).
Menurut Jazuli memang hak setiap negara untuk menolak siapa saja masuk dalam wilayah negaranya. Tapi setidak-tidaknya ada keterangan yang jelas dari otoritas imigrasi Hongkong perihal ditolaknya Ustad Somad, apalagi yang bersangkutan telah tiba di Hongkong.
"Semestinya jika tidak masuk dalam daftar cekal atau black list seseorang bisa masuk ke dalam suatu negara. Saya juga heran ada masalah apa Ustad Somad dilarang masuk Hongkong untuk berdakwah. Saya kira ini yang harus diklarifikasi agar tidak berkembang prasangka dan spekulasi," tegasnya.
Anggota Komisi I ini meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) proaktif mengklarifikasi kasus deportasi Ustad Somad ini. Mengingat peristiwa tersebut menjadi perhatian dan pembicaraan nasional.
"Akan lebih baik Kemenlu dengan kewenangan yang dimiliki dan dalam kerangka hubungan baik kedua negara, bisa meminta klarifikasi agar tidak berkembang spekulasi macam-macam," ungkapnya.
Jazuli meyakini tujuan Ustad Abdul Somad ke Hongkong untuk berdakwah dan memberi ceramah sangat positif, utamanya bagi tenaga kerja Indonesia. Apalagi Ustadz Somad datang diundang untuk melakukan ceramah keagamaan.
"Mudah-mudahan Ustadz Somad bisa dijadwalkan kembali ke Hongkong untuk memenuhi harapan ribuan TKI di sana," pungkasnya.
Sekadar informasi, Ustad Abdul Somad ditolak masuk Hong Kong oleh otoritas setempat setibanya di bandara, Sabtu (23/12) sore. Somad tak kuasa membendung kekecewaannya karena batal berdakwah untuk Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong.
Abdul Somad membeberkan kembali kronologi penolakan di bandara Hongkong. Penolakan bermula ketika pesawat yang ditumpanginya baru mendarat di Bandara Hong Kong pada pukul 16.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB.
Saat itu, sejumlah orang berseragam sipil yang diduga petugas otoritas imigrasi Hongkong menghadang Somad saat hendak turun dari pesawat.
Somad pun menuruti petugas untuk membuka dompet, Somad lantas merasa semakin disudutkan. Mereka mempertanyakan seluruh kartu identitas Somad yang ada di dalam dompet. Salah satu yang sempat dipertanyakan adalah kartu anggota Rabithah Alawiyah (Organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia).
Ia menyebut, pihak imigrasi Hongkong menaruh curiga dengan kartu tersebut karena memiliki logo bintang dan terdapat sejumlah kalimat berhuruf Arab. Somad menduga, kecurigaan otoritas imigrasi Hongkong karena termakan dengan isu terorisme yang berkembang.
Selain soal isi dalam dompet, otoritas imigrasi Hong Kong juga bertanya tentang seluruh identitasnya. Mereka bertanya soal pekerjaan, pendidikan, serta keterkaitan dengan ormas dan parpol. (Fajar/JPC)