Ini Bahayanya Jika Jenderal Aktif Terjun ke Dunia Politik

"Yang tak boleh adalah menggunakan jejaring institusi militernya untuk dijadikan sebagai komoditas politik pemenangan," tegasnya.
Memang terjunnya TNI dan Polri ke gelanggang politik bukan fenomena baru. Selain Orde Baru dengan Dwifungsi ABRI, juga sempat terjadi di era demokrasi terpimpin dengan segi tiga emas kekuatan politik.
Yaitu Soekarno, PKI dan Angkatan Darat. Akan tetapi, saat kekuatan politik Soekarno dan PKI melemah, muncul kekuatan pemenang yaitu angkatan darat.
Sejak itu, lanjut Pangi, militer mulai berpolitik praktis lewat kendaraan sekber Golkar, tidak mengaku sebagai partai politik namun mendukung pemerintah, mesin Golkar pada waktu itu digerakkan para jenderal.
Karenanya, dia meminta agar partai politik tidak menarik-narik, menggoda atau merayu-rayu TNI, Polri, hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) ke ranah politik praktis. "Ini pertaruhan yang maha berbahaya dan tidak main-main," imbaunya.
TNI/Polri maupun aparatur sipil negara (ASN) katanya harus tetap menjaga netralitas. Bagaimana pun, ciri-ciri keterlibatan militer dalam politik menurut dia patut dicurigai.
"Sekali lagi partai politik jangan coba-coba bermain mata dengan prajurit aktif, menarik-narik, dan menggoda TNI untuk masuk ke gelanggang politik," pungkas Pangi. (Fajar/JPC)