Cerita di Balik Teror Tusuk Ban yang Bikin Resah Warga

Pria yang malang melintang di kehidupan jalanan itu mengaku, baik dia dan adiknya memang sudah biasa menenggak minuman beralkohol. "Tapi itu kan biasa. Mereka pejabat juga ada yang mabuk. Yang penting kan tidak ganggu orang."
Saat mengetahui adiknya diamankan di Polres, dia pun meluncur. Oleh polisi UD diperlihatkan rekaman CCTV yang berisi gambar pelaku teror penusuk ban kendaraan. Diakuinya gambar pelaku di rekaman persis postur adik kandungnya. "Memang mirip sama adik saya. Tapi kan banyak juga yang mirip begitu," tekannya.
Ditanya apa yang membuat dia ragu? UD menjelaskan warna baju pelaku di rekaman. "Kalau di CCTV itu bajunya memang sama, baju hem. Tapi warnanya di CCTV abu-abu, seingat saya dia malam itu pakai baju hem cokelat," akunya.
Apakah JL kurang waras, seperti dikatakan banyak warga? UD tidak menyebut demikian. "Dia itu ganjil orangnya, mulai dari kecil. Tidak seperti orang lain. Suka sendiri, bicara tidak banyak," ungkapnya.
Sejak orang tua mereka meninggal sekitar sepuluh tahun lalu, praktis dia yang menjaga dan merawat JL. Itu juga kenapa UD hingga sekarang masih melajang. "Saya ada kakak perempuan tiga orang, tapi si bungsu ini maunya tinggal sama saya," lirih UD.
Informasi kalau JL pernah masuk penjara karena menusuk orang dengan sajam juga dia benarkan. Begitu juga dengan perilaku JL yang suka mengintip wanita di rumah-rumah penduduk. "Tapi itu biasa kan ya, nakal remaja. Anaknya itu sebenarnya baik, tapi keras."
UD kemudian mengajak Radar Banjarmasin menjenguk JL di kos. Kos mereka ternyata sangat dekat dengan Kompleks Rumah 10. Sebuah bedakan kayu mereka tempati. Di dalam bedakan itu tidak ada barang mewah, terlihat obat nyamuk berserakan dan beberapa pil obat.