Lagi, Jokowi Didesak Segera Copot Tjahjo dari Kabinet

Ancaman demokrasi, lanjut dia lagi, kian nyata dengan sepak terjang politisi yang menduduki jabatan Mendagri
itu.
Badia menilai, jika Presiden Jokowi tidak mengambil tindakan tegas atas persoalan ini, Jokowi bisa-bisa juga dicap
memiliki kepentingan politik parsial yang hendak dipaksakan melalui Pilkada Serentak 2018.
"Presiden harus segera mencopot Tjahjo. Kalau tidak, kisruh politik bisa terjadi berkepanjangan dan merusak
demokrasi Indonesia," warningnya.
Sebelumnya, Mendagri Tjahjo Kumolo menyebutkan, nama Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen M Iriawan sebagai
Pejabat Gubernur Jawa Barat dan Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin sebagai Pejabat Gubernur Sumatera
Utara, telah diusulkan kepada Presiden.
Menurutnya, hanya tinggal menunggu surat keputusan presiden (Keppres) untuk mengetahui, apakah usulan
tersebut diterima atau tidak. "Sudah diajukan keppresnya. Kan saya mengajukan, enggak boleh mendahului,
terserah presiden (disetujui atau tidak-red)," ujar Tjahjo di Jakarta.
Dia mengaku, tidak mungkin membohongi presiden dengan menyusupkan agenda tertentu, di balik pengajuan
dua nama jenderal tersebut. Apalagi jika disebut demi pemenangan nama pasangan bakal calon tertentu.
Politisi PDIP itu menegaskan, usulan semata demi menjaga stabilitas daerah dan mengingat keterbatasan pejabat
berstatus eselon I di Kemendagri. "Untuk Jabar dan Sumut itu masa periode kepala daerahnya baru berakhir Juni
mendatang. Jadi, Pj juga menjabatnya di bulan tersebut. Sangat tidak mungkin bermain, karena pemungutan
suara dilakukan Juni juga," ucapnya. (rakyat merdeka/fajar)