Jumlah warga negara Indonesia (WNI) di Polandia hanya belasan, tetapi dukungan penggemar dan semangat Egy Maulana Vikri menjadi pesepak bola top Eropa belasan ribu kali lipat kekuatannya.
============ Sidic Manggala ============
KAKI Egy sudah mantap mendarat di Stadion Energa, kandang Lechia Gdansk, untuk durasi kontrak tiga tahun ke depan. Egy memilih Lechia setelah sebelumnya sempat didekati klub-klub dari Spanyol, Prancis, Jerman, dan Portugal.
Pemain kelahiran Medan akan memulai kiprah pertamanya di Eropa bersama Lechia pada 8 Juli 2018, pas ketika sang bintang muda telah berusia 18 tahun. Egy dan tim akan berjibaku dengan 15 klub rival pada ajang Ekstraklasa alias Liga Utama Polandia. Tentu saja, banyak hal baru didapatkan Egy setiba di Polandia. Cuaca, budaya, bahasa, hingga agama di sana berbeda jauh dengan apa yang ada di negara asal. Menuntut Egy harus pintar-pintar beradaptasi dengan lingkungan dan rekan setim nantinya, biar betah ketika mulai meliuk-liuk di lapangan."(Memang) budaya Indonesia dan sini itu sangat berbeda. Kehidupan saya berputar 360 derajat sangat berbeda..""Bahasa Inggris saya agak lumayan bisa, tapi saya harus bisa belajar bahasa Polish (Polandia), agar bisa beradaptasi lebih cepat lagi untuk bermain dengan teman-teman saya nantinya," tutur Egy ketika menjawab pertanyaan wartawan pada sesi konferensi pers yang digelar klub. [caption id="attachment_301324" align="aligncenter" width="300"]


"Tidak ada yang tidak mungkin...""Banyak yang bilang saya tidak bisa bersaing, tapi saya akan buktikan bahwa saya bisa, karena saya yakin pada diri saya sendiri...." Sejauh ini, media lokal Polandia dan publik Lechia masih meragukan Egy mampu menggenjot prestasi klub, terlebih pada mimpinya menjadi pemain top Eropa. Maklum, posturnya jauh di bawah rata-rata pesepak bola yang berkarier pada kompetisi Ekstraklasa. Tetapi, Egy dengan percaya diri mengatakan bisa. Ia berkaca pada Messi. "Saya sudah pernah menghadapi banyak tipe pesepak bola. Saya tak menjadikan tubuh yang kecil sebagai masalah, karena Messi juga tidak besar, dan dia bisa bermain baik,” ucap pemain jebolan PPLP Ragunan itu meyakinkan. Ekstraklasa, kompetisi kasta teratas Polandia yang berada di posisi sembilan koefisien UEFA kerap menjadi destinasi pemain Asia meniti karier. Sebelum Egy, ada dua pemain Jepang yang membela Lechia, yakni Daisuke Matsui dan Tsubasa Nishi. Lechia menjadi klub Eropa terakhir Matsui sebelum pulang kampung membela Jubilo Iwata. Sedangkan, Nishi, yang berposisi sebagai gelandang serang, lebih banyak dipinjamkan oleh Lechia ke klub seperti Widzew Lodz dan Stomil yang akhirnya mempermanenkan sang pemain pada musim 2016/2017. Meski didahului dua pemain Jepang, kehadiran Egy di Lechia tetap saja mencatat sejarah. Ia menjadi pemain Asia Tenggara pertama yang direkrut klub kebanggan Danzig--sebutan lain Gdansk. Ini pula salah satu alasan Lechia merekrut Egy, karena dapat menambah jumlah fans klub di luar Polandia, terutama di Asia Tenggara. Direktur Olahraga Lechia Gdansk, Janusz Melanjuk, mengaku sudah sejak lama memerhatikan gerak-gerik Egy di bursa transfer.
“Kami sudah lama pantau Egy. Ketika dia menjalani tes di satu tim di Eropa dan diproses sangat lama, kami masuk. Setelah data terkumpul maka kami memproses untuk mendatangkan Egy.” --Janusz Melanjuk Direktur Olahraga Lechia Gdanskhttps://www.instagram.com/p/BgLyRV5jL2-/?taken-by=lechia_gdansk Kontrak telah diteken, nama telah menggema di Energa. Mimpi itu sudah di depan mata, Egy! https://youtu.be/SiMtUWYlJY4