Mahasiswa UMM Demo, Tuntut Rektorat Ubah 9 Kebijakan Penting

  • Bagikan
Para mahasiswa UMM melakukan aksi demo. Saat itu juga Rektor UMM menemui mahasiswa, Senin (19/3)
Nabil menjelaskan, salah satu bentuk rasio dosen dan mahasiswa yang tidak sesuai dengan peraturan dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), adalah satu kelas diisi lebih dari 30 mahasiswa untuk kelas eksakta. Sementara kelas sosial, diisi lebih dari 45 orang. Padahal, lanjut dia, berdasarkan peraturan dari Kemenristek Dikti, untuk kelas eksakta satu dosen, mengajar 30 mahasiswa dan 45 mahasiswa untuk kelas sosial. "Tapi fakta di UMM, di Fakultas Kedokteran misalnya, ada 93 orang diajar dalam satu kelas. Sementara di Fakultas Hukum angkatan 2015, satu kelas diisi dengan 65 orang," beber dia. Lanjutnya, aliansi mahasiswa menuntut agar kampus mengabulkan keinginan mereka. Salah satunya adalah menyeimbangkan rasio dosen dan mahasiswa. Selain itu juga meminta agar PKM sebagai syarat kelulusan student day juga dihapus oleh kampus. Pasalnya, berdasarkan survey yang dilakukan aliansi secara random kepada mahasiswa, 43 persen mahasiswa menganggap memberatkan. "Sementara itu, 54 persen mahasiswa menganggap hal itu tidak tepat," tandas dia. Secara terpisah, pihak rektorat UMM merespon dengan cepat. Rektor UMM, Fauzan MPd, menjelaskan, pihak kampus sudah menjelaskan kebijakan yang mereka ambil kepada mahasiswa. "Sudah kami jelaskan. Persoalan biasa itu," kata Fauzan. Fauzan menjelaskan, mengenai tuntutan mahasiswa untuk menghapus PKM, dia berjanji akan mencari solusinya. Namun, jika mahasiswa meminta menghapus PKM, pihak kampus tidak bisa mengabulkan. Pasalnya, PKM dirancang UMM untuk meningkatkan kualitas akademis.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan