Gas Elpiji Langka dan Mahal, Warga Sultra Menjerit

  • Bagikan
Selain itu, ditemukan juga rumah makan menggunakan tabung melon. Padahal itu bukan peruntukannya.”Rumah makan tidak boleh pakai yang elpiji subsidi, tapi lagi-lagi ini permainan oknum,” lanjut Hermiaty. Sejauh ini kata dia, harga tabung itu berangsur normal. Sebab pangkalan sudah menekan penjualan dalam jumlah besar ke warga yang akhirnya selalu jadi pengecer. “Kita masih akan pantau terus,minggu depan akan turun lagi. Melihat apakan sudah normal atau belum. Termasuk juga pangkalan bagaimana stoknya, ” tandasnya. Meski diklaim tidak langka, namun harga selangit per tabungnya tentu berpengaruh terhadap warga Sultra. Apalagi akan memasuki bulan suci Ramadan. Sementara itu, salah seorang warga Andi meminta ada langkah tegas dari pemerintah terkait kelangkaan dan mahalnya harga gas, sebab gas elpiji 3 kg merupakan salah satu kebutuhan utama. “Kami diarahkan beli di pangkalan sementara kita datang tabung sudah habis. Anehnya banyak pengecer yang menjual dengan harga mahal,” tutupnya. (ely/b)  
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan