Kotak Kosong Menang, DPR Sarankan Semua Pihak Menghargai

  • Bagikan
"Tentu idealnya kita harus melalui banyak pemikiran, karena ini pakar-pakar harus mencurahkan perhatiannya secara penuh, supaya apa yang terbaik yang kita putuskan adalah bagi bangsa dan negara ini," sambungnya. Sementara itu, Ketua tim pemenangan pasangan calon kepala daerah yang kalah dari kolom kosong seperti di Kota Makassar Appi-Cicu Farouk M Betta menilai, hasil hitung cepat yang dirilis oleh lembaga survei merupakan penggiringan opini publik. "Quick count itu opini. Opini yang berusaha untuk dibangun dan kita tahu sumber opininya seperti apa dan samplingnya seperti apa. Hanya saja kita tidak enak juga kalau menjelaskan itu di sini," kata Farouk, saat di temui di posko induk Appi-Cicu, Jl A.P Pettarani Makassar. Dia menambahkan, jika dari data real count intermnal Appi-Cicu, mereka justru unggul 52,14 persen dan kolom kosong hanya memdapatkan 47, 86 Persen. "Itu dari C1 di 2483 TPS, atau 93 persen TPS dari 2570 TPS yang ada, jadi sangat jelas jika yang memenangkan kolom kosong itu hanya sebuah penggiringan opini saja," tegas Ketua DPD II Golkar Makassar itu. Diketahui, sebanyak 16 calon kepala daerah yang mengikuti Pilkada serentak 2018 melawan kolom kosong, yakni Padang Lawas Utara Sumatera Utara, Prabumulih Sumatera Selatan, Kabupaten Tangerang Banten, Kota Tangerang Banten, Tapin Kalimantan Selatan, Mamasa Sulawesi Barat, Minahasa Tenggara Sulawesi Utara. Ada pula Mamberamo Tengah Papua, Jayawijaya Papua, Kabupaten Puncak Papua. Selain itu Deli Serdang Sumatera Utara, Lebak Banten, Pasuruan Jawa Timur, Enrekang Sulawesi Selatan, dan Bone Sulawesi Selatan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan