Rencana Nikah Gagal, Agus Tewas Tertembak di Papua

Diakuinya, tidak ada firasat lain menjelang kepergian Agus untuk selama-lamanya. Namun dia mengingat, ketika ada acara keluarga di Kecamatan Tombolopao, dirinya dan Lenteng (ibu Agus) sempat merasakan sesuatu yang aneh. Kala itu bertepatan dengan hari ditembaknya Agus oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua.
“Waktu berada di Tombolopao, saya tiba-tiba mules, mual dan muntah. Lenteng juga begitu. Mual dan muntah. Lain-lain memang perasaanku hari itu. Pas hari itu juga ada informasi bahwa Agus meninggal tertembak di Papua,” terang Dg Lima’ lagi.
Agus sudah berada di Papua selama 13 bulan. Dia bekerja setelah diajak dan didaftar oleh kepala Desa Bontoramba untuk bekerja di proyek Istaka Karya tersebut.
“Kami sekeluarga tidak pernah ada perasaan lain bahwa Agus akan seperti itu nasibnya. Kami semua kehilangan. Apalagi dia anak satu-satunya laki-laki di keluarganya. Dia punya tiga adik perempuan. Satu orang sudah menikah. Yang paling kecil baru usia 9 tahun,” jelas Dg Lima’.
Adnan Janji Bantu Keluarga
Jenazah Agus bersama delapan korban penembakan lainnya diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Timika pukul 16.00 Wita, Jumat (7/12). Tiba di Bandara Lanud AU Sultan Hasanuddin Makassar malam hari. Selanjutnya dibawa ke kampung halamannya untuk disemayamkan. Jenazah dalam peti kayu itu langsung dikuburkan di area makam keluarga.
Sambil menunggu kedatangan jenazah Agus, pihak keluarga telah berkumpul di rumah duka. Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan berkunjung ke rumah kediaman almarhum, kemarin sore. Ia didampingi Kadis Sosial Syamsuddin Bidol, Kabag Humas Kerjasama Setkab Gowa Abdullah Sirajuddin, dan Kabag Protokol Azhari.