Agus Anwar Moka: Penyambung Hati Masyarakat Jeneponto

  • Bagikan
Menurut Moka, banyak persoalan yang selama ini terabaikan dari pembangunan, khususnya di Jeneponto karena paradigma anggota dewan pusat yang menjadi wakil di Jeneponto sama sekali tidak memahami karakter permasalahan di daerah ini. Perputaran ekonomi yang terbangun demikian lamban dan hanya sekadar pemenuhan proyek semata. Padahal potensi Kabupaten Jeneponto tidak sedikit. “Misalnya pabrik batu bata (merah -red). Selama ini Jeneponto menjadi penyumbang pembangunan infrastruktur yang memggunakan batu bata mulai dari Makassar, Gowa hingga Maros. Namun yang teknologi pengeringan sama sekali belum terbangun. Cara pengeringan masih sangat manual dan cenderung merusak alam karena terjadi pambabatan hutan untuk lokasi pengeringan. Padahal Jepang sudah memiliki teknologi tersebut. Mengapa kita tidak memanfaatkannya”, ujar pria Alumni Teknik Universitas Muslim Indonesia Ini. Demikian juga Jagung yang menjadi komoditas andalan Jeneponto, kata Moka, selama ini hanya dijadikan makanan jajanan tanpa ada sentuhan nilai tambah yang spesifik dan langsung menyentuh perputaran ekonomi rakyat di Jeneponto. Demikian pula dengan pendidikan yang nyaris tak berkembang di Jeneponto. “Inilah yang dulu membuat saya pulang kampung dan membangun kampus di Jeneponto”, kata pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) YAPTI ini. Persoalan yang lain Moka melanjutkan, karena tak ada putra asli daerah di DPR pusat, maka pemerintah daerah sangat kewalahan dalam memperjuangkan rencana pembangunan daerahnya di Jakarta.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan