Disarankan Lepas Simbol Ulama, TKN: Itu Bukan Tempelan

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID--Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - Ma'ruf Amin (TKN Jokowi - Ma'ruf), Abdul Kadir Karding menilai sulit melepas simbol ulama dari calon wakil presiden 01 itu. Itu disampaikan Karding menanggapi saran pengamat politik yang menilai debat antara Sandiaga Uno tak seimbang dengan KH Ma'ruf karena simbol keulamaannya. "Ulama itu gelar bukan dari siapa-siapa, tetapi dari rakyat, dari umat. Sementara yang disebut alim adalah orang yang pintar. Orang yang memahami ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu yang bagus. Itu makanya disebut alim ulama," kata Karding. Oleh karena itu, politikus PKB ini meyakini keulamaan itu tidak bisa dipisahkan dari seseorang. Hal itu karena perilaku, kealiman, keilmuan dan ketokohannya sudah melekat pada KH Ma'ruf. "Itu bukan barang tempelan. Bagaimana melepasnya?" tanya Karding. Meski begitu, Karding menyarankan Sandi tak usah sungkan berdebat dengan ketua umum Majelis Ulama Indonesia itu. Sebab, kata Karding, Ma'ruf sendiri sudah biasa didebat oleh semua orang di lingkungan NU. "Pak Sandi tentu tahu mana yang mesti didebat, mana yang tidak. Namanya debat bolehlah, debat saja," tandas dia. Sebelumnya, pengamat politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), Hendri Satrio menyebut, saat debat mendatang, Ma'ruf perlu memberitahukan ke publik dirinya bukan sebagai ulama. ‎"Jadi ini kali pertama kita menyaksikan Kiai Ma'ruf dan Sandiaga head to head. Tapi kita saksikan hari ini adalah Kiai Ma'ruf ini kan masih menggunakan jaket ulama. Masih jadi Ketua MUI. Kalau sepengetahuan saya, ulama itu tidak boleh didebat," ujar Hendri dalam sebuah diskusi di kawasan Gambir, Jakarta, Kamis, (14/3/2019).
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan